Inilah Saatnya, Gus AMI Dapat Aplaus Usai Bacakan Puisi WS Rendra

Minggu, 08 November 2020 – 06:48 WIB
Muhaimin Iskandar. Foto: source for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI, mendapat aplaus dari seniman yang hadir di acara Rindu Rendra bertajuk 'Kesaksian Akhir Abad'.

Aplaus itu datang usai Gus AMI membacakan salah satu dari puisi WS Rendra, berjudul Inilah Saatnya.

BACA JUGA: Rindu Rendra, Kesaksian Akhir Abad Dibacakan, Siapa Pemenangnya?

Putri almarhum Rendra, Clara Sinta Rendra mengacungkan dua jempolnya ke arah Gus AMI.

"Padahal baru pertama saya baca puisi ini," kata Gus AMI di Cafe Sastra, Jakarta Timur, Sabtu (7/11) malam.

BACA JUGA: Begini Pesan Gus AMI untuk Membendung Gelombang PHK di Masa Pandemi

Dia mengatakan, puisi Rendra berjudul Inilah Saatnya sangat cocok dengan keadaan saat ini, yang kacau karena pandemi Covid-19.

"Rendra bisa menggambarkan kondisi masa depan dengan sangat baik, lewat puisi-puisinya" katanya.

BACA JUGA: Gus AMI Membagi Manakib Gus Dur dalam Tiga Episode

Gus AMI berkata, puisi-puisi Rendra tidak ada tandingannya. Menularkan semangat memperbaiki keadaan.

"Bersyukur kita punya Rendra," ucapnya. (*/adk/jpnn)


Inilah Saatnya
(Karya W.S. Rendra)

Inilah saatnya
melepas sepatu yang penuh kisah
meletakkan ransel yang penuh masalah
dan mandi mengusir rasa gerah
menenangkan jiwa yang gelisah.

Amarah dan duka
menjadi jeladri dendam
bola-bola api tak terkendali
yang membentur diri sendiri
dan memperlemah perlawanan.
Sebab seharusnya perlawanan
membuahkan perbaikan,
bukan sekadar penghancuran.

Inilah saatnya
meletakkan kelewang dan senapan,
makan sayur urap
mengolah pencernaan,
minum teh poci,
menatap pohon-pohon
dari jendela yang terbuka.

Segala macam salah ucap
bisa dibetulkan dan diterangkan.
Tetapi kalau senjata salah bicara
luka yang timbul panjang buntutnya.
Dan bila akibatnya hilang nyawa
bagaimana akan membetulkannya?

Inilah saatnya
duduk bersama dan bicara.
Saling menghargai nyawa manusia.
Sadar akan rekaman perbuatan
di dalam buku kalbu
dan ingatan alam akhirat.
Ahimsa,
tanpa kekerasan menjaga martabat bersama.
Anekanta,
memahami dan menghayati
keanekaan dalam kehidupan
bagaikan keanekaan di dalam alam.

Menerima hidup bersama
dengan golongan-golongan yang berbeda.
Lalu duduk berunding
tidak untuk berseragam
tetapi untuk membuat agenda bersama.

Aparigraha,
masing-masing pihak menanggalkan pakaian
menanggalkan lencana golongan
lalu duduk bersama.
Masing-masing pihak hanya memihak
kepada kebenaran.

Inilah saatnya
menyadari keindahan kupu-kupu beterbangan.
Bunga-bunga di padang belantara
Lembutnya daging dan susu ibu
dan para cucu masa depan
mencari Ilham.

Inilah saatnya,
Inilah saatnya.
Ya, saudara-saudariku.
Inilah saatnya bagi kita.
Di antara tiga gunung
melekuk rembulan

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler