jpnn.com - Menurut undang-undang, fungsi pokok Badan Intelijen Negara (BIN) adalah melakukan penyelidikan, pengaman intelijen dalam dan luar negeri, di samping koordinasi intelijen dalam negeri.
Ketentuan UU melarang BIN melakukan politik praktis.
BACA JUGA: Tito Karnavian Larang Kepala Daerah Adakan Buka Bersama, Ini Permintaan Pak Jokowi
Politik negara yang dijalankan BIN, misalnya ada gejala-gejala anasir dalam negeri yang bermaksud menggulingkan kekuasaan pemerintah.
Maka, ketika kepala BIN sekarang mengatakan aura Jokowi sekarang sudah bergeser ke Prabowo, masuk tupoksi BIN yang mana, ya?
BACA JUGA: Temui Prabowo, Erick Thohir: Ngobrol dari Hati ke Hati
Demokrasi kita sesungguhnya sakit.
Calon presiden terbelah jadi dua kubu: kubu minoritas dan mayoritas.
BACA JUGA: Koster dan Ganjar Menolak Timnas Israel
Yang minoritas, kecil peluang untuk memang, karena kekurangan modal dan HRD.
Calon mayoritas dari kalangan Istana, minimal mendapat dukungan Istana.
Nah, calon Istana tampaknya harus mendapat dukungan Presiden Jokowi.
Prabowo, Puan Maharani, Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto, semua itu calon dari Istana, baik untuk capres maupun cawapres.
Yang sedang ramai dibahas dari Sabang sampai Merauke: Siapa calon kuat dari Istana?
Sekali lagi, calon kuat itu pun pada pada Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang rambutnya di kepala nyaris 70 persen putih.
Namun, esok harinya, Jokowo lagi-lagi lempar joke yang sebetulnya joke. “Presiden 2024 harus yang punya kening tanpa kerut mulut”.
Syahdan Prabowo sontak gembira sekali: Gue bakal calon presiden.
Siapa di antara Prabowo dan Ganjar yang lebih disukai Jokowi?
Di tengah teka-teki ini, tiba-tiba muncul pernyataan yang mengejutkan, tetapi memberika clue juga: bawa yang unik.
Jokowi entah sejak kapan jadi sosok yang suka bercanda, membuat banyak orang bikin teka-teki.
Suatu hari dia berkata sambil tersenyum lebar: Presiden 2024 mesti orang yang berambut putih (karena pikirkan terus masalah orang).
Semua yang dengar pun tertawa terbahak-bahak, pilihan pun seolah jatuh pada Ganjar.
Akan tetapi, dua minggu terakhir, Jokowi sering mengajak Prabowo berkunjung ke daerah meresmikan proyek.
Syahdan, hal ini diramalkan sebagai kode bahwa Jokowi sedang menggembleng menhan kita untuk bersiap-siap menggantikan posisinya jika waktunya tiba.
Terakhir, tiada hujan tiada geledek, dua hari yang lalu, kepala BIN Blin mengeluarkan pernyataan yang mengundang tanggapan kritis dan apriori dari berbagai kalangan bahwa: Aura Jokowi sekarang sudah jatuh ke Prabowo.
Aura dalam ilmu pengetahuan bisa diartikan macam-macan: warna muka, feeling, mood, dan lain-lain.
Kenapa seorang kepala BIN bicara tentang aura Jokowi. Membawa publik percaya bahwa Jokowi kini sudah allout dukung Prabowo!!!
Inilah demokrasi ala Indonesia, demokrasi yang lebih buruk dibandingkan “demokrasi” Orde Baru.
Makin dekat hari-H pemilu, makin sibuk presiden kita soal Pilpres 2024, padahal di luar politik, masih segudang masalah besar kurang ditanggapi serius presiden.
Masalah dana Rp 300 triliun yang “menyelonong” misterius ke Kementerian Keuangan, mana reaksi presiden?
Soal pembajakan pesawat Susi Air yang sudah satu bulan, kok, Indonesia terkesan takut, walaupun militer Indonesia nomor lima terkuat di Asia Tenggara?
*Penulis ialah Dosen Tamu SESKOAU
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Tim Redaksi