jpnn.com, SEMARANG - Setiap pagi, ada sosok pria keluar dari rumah kuno bertuliskan Puri Gedeh di Jalan Gubernur Budiono Gajahmungkur Kota Semarang sambil menuntun sepedanya.
Memakai pakaian olahraga lengkap dengan sepatu dan helm, pria berambut putih itu kemudian mengayuh sepedanya keliling Kota Semarang.
BACA JUGA: Kasihan, Tiga Perawat ini Mendadak Diusir dari Indekos
Pria itu adalah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Sejak wabah corona, Ganjar selalu mengawali hari dengan bersepeda keliling.
Bukan tanpa alasan Ganjar melakukan itu. Selain untuk cari keringat agar badan sehat, Ganjar juga memanfaatkan kebiasaannya itu untuk terjun langsung memberikan edukasi tentang bahaya covid-19 kepada masyarakat.
BACA JUGA: Innalillahi, Perawat PDP Corona itu Meninggal Dunia setelah Melahirkan Bayinya
Sepeda dipilih Ganjar untuk sosialisasi karena berbagai alasan. Selain lebih lambat sehingga informasi lebih bisa didengar daripada menggunakan motor atau mobil, dengan bersepeda Ganjar juga bisa lebih dekat dengan masyarakat.
Dia bisa berhenti sewaktu-waktu, masuk ke gang-gang sempit atau jalan berundak yang tak bisa dilewati kendaraan bermotor.
BACA JUGA: Berita Duka: Dokter Michael Robert Marampe Meninggal Dunia, Batal Menikah
Paling penting, sepeda sudah menjadi gaya hidup keseharian Ganjar sejak menjabat sebagai gubernur.
Memanfaatkan pengeras suara portable yang dipasang di sepedanya, Ganjar tak pernah lelah mengingatkan masyarakat untuk jaga jarak, pakai masker dan rajin cuci tangan menggunakan sabun.
Setiap hari mulai pukul 05.30 WIB, Ganjar menelusuri gang-gang kecil di kampung-kampung, pasar tradisional hingga persawahan dia lewati bersama rombongan.
Ketika ada kerumunan, apakah emak-emak belanja, tukang becak, ojek online atau kerumunan di warung makan, Ganjar langsung berhenti dan memberikan edukasi.
"Bapak ibu kalau keluar rumah pakai masker. Itu jaraknya jangan dekat-dekat, ingat selalu jaga jarak. Rajin cuci tangan pakai sabun. Ini serius, jadi jangan anggap sepele. Saya tidak mau warga saya semuanya sakit," teriaknya dari atas sepeda.
Awalnya, masyarakat tidak mengira bahwa yang memberikan edukasi itu adalah Ganjar, gubernur mereka.
Namun, karena seringnya, masyarakat sampai hafal dengan kebiasaan Ganjar itu. Setiap melihat pria naik sepeda sambil jerit-jerit memberikan edukasi soal Corona, sudah dipastikan itu adalah Ganjar.
Padahal, setiap sepedaan Ganjar selalu menutupi wajahnya menggunakan masker dan kacamata.
"Siap Pak Ganjar. Eh itu tadi Pak Ganjar lho," bisik warga saat melihat Ganjar melintas.
Tak hanya edukasi, Ganjar juga menggunakan sepedanya sebagai alat kampanye pentingnya mengenakan masker.
Dia bahkan mendesain khusus sepedanya, agar bisa membawa masker cukup banyak dan dibagikan pada masyarakat secara gratis.
Sepeda yang biasa dikendarainya, dibuatkan boncengan kecil di belakang. Di atas boncengan itu, dipasang tas ransel kecil untuk membawa masker.
Setiap melihat ada warga yang keluar rumah tanpa masker, Ganjar berhenti untuk membagikan masker kain gratis dan juga wejangan.
Tak lupa, dia harus berteriak jaga jarak karena warga saling berebut mendapatkan masker dari Ganjar.
"Nek metu omah nganggo masker (kalau keluar rumah pakai masker). Duwe ora, nek ora duwe tak kei (punya tidak? kalau tidak punya saya kasih). Ora usah rebutan (jangan rebutan), ayo jaga jarak," ucapnya setiap bertemu masyarakat.
Sepeda juga digunakan Ganjar untuk menengok masyarakat terdampak COVID-19. Para mahasiswa luar daerah yang tinggal di Jateng, kaum lansia di panti jompo, seniman yang kehilangan panggung sampai perantau yang menghuni Pondok Boro di Semarang.
Semua dikunjungi Ganjar satu per satu. Selain untuk memastikan kesehatan mereka, Ganjar juga kerap memberikan bantuan sembako, buah-buahan dan bantuan lain bagi mereka yang membutuhkan.
"Saya hanya ingin memastikan mereka semua sehat. Sambil gowes keliling Semarang, saya sempatkan mampir ke asrama mahasiswa luar jawa, panti jompo, pondok Boro dan tempat lain yang memang semuanya terdampak COVID-19 ini. Sekedar cek kesehatan mereka dan memastikan mereka semua sehat, sambil membantu sedikit sembako untuk meringankan beban mereka," ucapnya.
Langkah kecil yang dilakukan Ganjar sebagai respons terhadap wabah COVID-19 tersebut ternyata mendapat perhatian publik.
Bahkan publik menilai, Provinsi Jateng yang dipimpin Ganjar Pranowo paling cepat dalam merespons pandemi COVID-19.
Hal ini berdasarkan survei Saiful Mujani Research Center (SRMC) dengan mewawancarai 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Dari hasil survei diketahui bahwa, 73 persen responden menilai Ganjar Pranowo cepat dalam mengambil kebijakan dalam menanggulangi virus Corona.
Ganjar dan Pemprov Jateng dinilai sigap menghadapi kelangkaan APD dengan membuat coverall atau pakaian hazmat sendiri.
"Ganjar juga tiap hari rutin berkeliling ke berbagai pelosok daerah untuk mensosialisasikan corona dan membagikan masker serta sembako. Selain itu, desa-desa di Jateng juga aktif membuat posko atau balai karantina untuk mengisolasi pendatang," kata Direktur SRMC Sirojudin Abbas dalam keterangan persnya, Sabtu (18/4).
Di lain sisi, Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy, Endang Tirtana juga ikut menyorot cara Ganjar dalam menangani wabah Corona.
Dia menyebut Ganjar memilih jalan kepemimpinan yang mengayomi dan menginspirasi di tengah pandemi.
"Kepedulian yang dilakukan Ganjar tampak berurat akar dari pengalaman hidupnya yang prihatin, banyak dirundung kesusahan. Sebagaimana nama asli Ganjar yaitu Sungkowo, yang artinya kesedihan," katanya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia