jpnn.com - JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala terus menjepit ruang gerak kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di pegunungan wilayah Napu, Lore Timur, Poso, Sulawesi Tengah. Bulan Ramadan pun bukan halangan bagi Polri untuk terus menggerus kekuatan kelompok teroris pimpinan Santoso itu.
Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli, Satgas Tinombala punya strategi khusus untuk menjepit Santoso Cs. Fokusnya adalah memangkas pasokan logistik ke MIT.
BACA JUGA: Mendagri: Pastikan Pelaku Usaha Tak Permainkan Harga
"Sekarang kami lebih fokus kepada titik-titik masuk logistik kelompok Santoso dari hutan ke desa sekitar. Kami lebih intens agar memutus mata rantai makanan ke mereka ini," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/6).
Menurut Boy, berdasarkan pemetaan memang ada beberapa desa yang selama ini menjadi akses keluar masuk kelompok Santoso. Dari situ pula Santoso Cs mendapatkan sokongan logistik sehingga bisa bertahan hidup.
BACA JUGA: Memprihatinkan, Ini Data Penduduk Muslim Indonesia yang Tak Bisa Baca Alquran
"Diduga ada sumber-sumber lain. Karena jalan menuju Gunung Biru dan Taman Jeka itu banyak aksesnya. Bisa dari kampung-kampung lain atau jalan-jalan yang belum tersentuh petugas," bebernya.
Oleh karena itu, kata Boy, strategi memutus pasokan logistik diyakini lebih ampuh dibandingkan langsung menerjunkan personel dan memburu Santoso di hutan. Sebab, lokasi tempat Santoso bersembunyi memiliki tipikal hutan yang lebat. "Intinya kami mencari jalur logistik dan menutup jalur dan desa lain," pungkasnya.(mg4/jpnn)
BACA JUGA: Indonesia Butuh Dua Juta Alquran Per Tahun
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejagung Makin Yakin La Nyalla Juga Cuci Uang
Redaktur : Tim Redaksi