Inilah Surat Cinta AM Fatwa Buat Jokowi

Selasa, 18 Maret 2014 – 16:19 WIB

jpnn.com - Surat Cinta Terbuka

Kiriman buku kemacetan Jakarta, Buku Banjir Jakarta, dan penyampaian suasana hati yang sunyi, hampa, dan galau atas nasib "Jakarta Baru" dengan pencapresan Gubernur Jokowi

BACA JUGA: Ical Siap Tampung Jokowi Jadi Wakilnya

Kepada Yth
Gubernur Joko Widodo dan Wagub Basuki Tjahaja Purnama
di
Jakarta

Assalamu'alaikum dan Salam Sejahtera

BACA JUGA: AM Fatwa Kirimkan Surat Cinta Terbuka Untuk Jokowi

1. Bersama ini saya sampaikan dua buku "Mobil Murah dan Kemacetan Jakarta" serta "Bagaimana Mengatasi Banjir Jakarta". Buku pertama merupakan hasil seminar dengan ucapan terima kasih atas sambutan saudara gubernur atas buku tersebut, setelah kurang lebih dua bulan saya menunggu sehingga penerbitannya menjadi terlambat. Namun materinta tentu tidak terlambat dan pasti bermanfaat.

2. Kedua buku tersebut akan saya edarkan ke seluruh Kementerian/Lembaga dan Unit-Unit Pemprov DKI serta kelurahan/RW, agar masyarakat memahami dan punya perspektif, serta harapan positif bahwa masalah kemacetan dan banjir, meski tidak bisa dihindari, tapi pasti bisa diatasi atau diminimalisir. Seperti diketahui, materi seminar dari buku tersebut merupakan tindak lanjut penggunaan hak bertanya 96 anggota DPD RI tentang Mobil Murah dan Kemacetan Jakarta Serta Keseimbangan Infrastruktur dan Moda Transportasi Nasional, yang diperdebatkan pada Sidang Paripurna DPD RI, 29-11-2013 atas jawaban Presiden RI

BACA JUGA: Keputusan SBY Berhentikan Jumhur Dianggap Tepat

3. Sejak kampanye tahap kedua Pilgub DKI 2012, saya memberikan dukungan konstruktif, meski disertai berbagai risiko kesalahpahaman publik terhadap saya. Namun dengan keyakinan dan perspektif serta penuh harapan, akan keberhasilan pasangan Jokowi-Ahok memimpin pembangunan Jakarta Baru yang diimpikan. Tiba-tiba saya merasa suasana hati yang sunyi, hampa, dan galau setelah adanya keputusan pencalon gubernur Jokowi menjadi capres. Secara moral dan etika demokrasi, tentu saya harus menghormati keputusan politik itu yang memang merupkan hak politik pribadi dan hak politik PDI Perjuangan. Namun secara tanggung jawab moral demokrasi dan asas kepatutan, saya meyayangkan bahwa Gubernur Jokowi telah mengambil langkah politik berbeda dengan janji politiknya semasa kampanye (poin 8 dari 19 janji-janji Jokowi-Ahok) "Akan memimpin Jakarta selama lima tahun" (jumpa pers di rumah Megawati Soekarnoputri 20/9/2012). Maka dari itu, sebagai orang beragama, tentu kita menyerahkan hasil akhirnya kelak pada takdir Allah yang terbaik bagi rakyat, bangsa dan negara.

4. Akhirnya, dalam kesempatan saudara gubernur/wagub berkenan membaca kedua buku kecil ini, sudilah menyimak alinea terakhir dari kata penutup buku "Banjir Jakarta" yang saya tulis sebelum adanya keputusan politik pencapresan saudara gubernur. Betapa dengan segala harapan, kepercayaan, dan dukungan penuh saya akan keberhasilan saudara gubernur memimpin Jakarta; dan kalau sekian banyak surat yang berisi saran dan kritik membangun, termasuk sekian banyak sms yang saya kirim tak satupun yang dibalas -seperti juga saya dengan banyak keluhan serupa- kali ini, kalaupun tidak ditanggapi lagi, dengan kebesaran hati, saya lebih dulu memaklumi dan memaafkan.

 

Dr (HC) A.M. Fatwa
Anggota DPD RI/MPR RI

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemberitaan Pemilu Jangan Bias


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler