jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan penelitian tentang penyebab duet Basuki T Purnama-Djarot S Hidayat (Ahok-Djarot) kalah pada pilkada DKI putaran kedua. Dalam temuan LIPI, ada dua faktor penting yang menyebabkan kekalahan duet petahana pada Pilkada DKI 2017 itu.
Menurut peneliti Pusat Penelitian Politik -LIPI Sri Yanuarti, faktor pertama kekalahan Ahok-Djarot adalah terpancingnya duet yang diusung koalisi PDIP, Hanura, NasDem dan Golkar itu dengan isu agama. Karena fokus berkelit dari isu agama, maka Ahok-Djarot justru mengabaikan isu lain.
BACA JUGA: Ahok Ngebet Bangun RS Sumber Waras Tanpa APBD
“Dia meninggalkan isu tentang persoalan kinerja, kebutuhan masyarakat kecil dan sebagainya yang diambil oleh Anies," ujar Yanuarti di kantor LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (3/5).
Sementara saat Ahok-Djarot sibuk menepis isu agama, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga menawarkan program yang memikat rakyat kecil. Misalnya program kepemilikan rumah tanpa uang muka, atau transportasi terintegrasi dengan tarif Rp 5.000.
BACA JUGA: PHL Dipecat, Ahok: Bisa Saja Ada Oknum Masukin Keluarga atau Teman
Padahal, selama ini banyak masyarakat marjinal di DKI yang menjadi konstituen PDI Perjuangan. "Tapi karena Ahok terpancing persoalan isu agama dan fokus soal itu, maka itu menjadi basis yang tidak sepenuhnya dirawat dan mungkin jadi salah satu faktor," jelas Sri.
Sedangkan faktor kedua adalah kapitalisasi isu agama secara masif. Bahkan kapitalisasi isu agama itu masuk ke masjid-masjid.
BACA JUGA: Sandi Menentang Parkir Meter, Ini Penjelasan Ahok
"Bagaimana menggunakan masjid dan itu memang pengakuan yang direncanakan,” pungkasnya.(dna/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolri: Unjuk Rasa Jangan untuk Intervensi Hakim
Redaktur : Tim Redaksi