jpnn.com, JAYAPURA - Sebagian besar masyarakat di Papua sudah tak asing mendengar nama suanggi.
Saat nama itu disebut, masyarakat langsung membayangkan ilmu hitam tingkat tinggi atau tentang roh jahat yang memangsa manusia
BACA JUGA: Dituduh Pelihara Suanggi, Satu Keluarga Dianiaya
Untuk mendapatkan ilmu tersebut, seseorang harus mengikuti proses panjang di tengah hutan. Kadang harus menumbalkan keluarga atau keturunannya.
Suanggi paling ditakuti masyarakat Papua, karena sering berakhir dengan pembunuhan.
BACA JUGA: Horor! Kepala Korban yang Dikira Suanggi Itu Dibelah..Hiii
Berdasarkan cerita sebagian besar masyarakat Papua, suanggi berasal dari Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen.
Suanggi banyak terdapat di Yapen Utara dan Yapen Barat, yakni daerah Poom, Ansus, Woy dan Marau.
BACA JUGA: Coming Soon! Suanggi, Film Garapan Anak Maluku Utara
Masyarakat setempat menyebut suanggi dengan nama Nyata atau Hinata.
Kepercayaan atau cerita tentang suanggi hidup di tengah masyarakat.
Konon suanggi kerap beraksi pada malam hari untuk mencari korbannya. Ciri-cirinya memang sulit dilihat secara kasatmata.
Alkisah di sebuah kampung Yapen Timur, seorang pemuda meninggal dengan alat kelaminnya lenyap.
Masyarakat beranggapan bahwa Suanggi telah membunuhnya, lalu mengambil organ si pemuda itu.
Konon jika suanggi membunuh seseorang, calon korban biasanya sakit beberapa hari sebelumnya.
Setelah korban tewas, suanggi akan memakan isi perut sasarannya untuk memperkuat ilmu.
Ilmu suanggi sangat berbahaya. Jika si pemilik ilmu tersebut tidak menunaikan salah satu syarat yang diajukan, bisa berakibat gangguan jiwa.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, jika tercium aroma binatang kuskus, berarti suanggi ada di sekitar lokasi.
Dia menambahkan suanggi anti terhadap jeruk purut, ikan porobibi, koral laut, dan daun kelor.
“Biasanya jika suanggi menemui benda-benda itu, dia akan menghindar sejauh mungkin,” kata warga kepada JPNN.com.
Suanggi juga kerap dimintai tolong untuk membunuh sesuai keinginan seseorang.
Setelah melakukan aksinya, suanggi biasanya meminta imbalan berupa uang atau piring gantung.
Sementara itu, warga lainnya, Edralin menyebutkan sejak kecil nama suanggi kerap didengarnya baik dari keluarga maupun rekannya.
Menurutnya semua daerah di Papua memiliki suanggi.
"Ya, percaya tidak percaya barang itu ada, tetapi sejak kecil sampai dewasa saya tidak pernah lihat, hanya mendengar saja cerita tentang suanggi," katanya. (mcr30/jpnn)
Redaktur : Adek
Reporter : Ridwan Sangaji