jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak 43 orang ditemukan meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari data korban meninggal dunia itu merupakan rangkuman laporan dari tim pencarian dan pertolongan atau SAR di lapangan per Kamis (9/12) pukul 12.00 WIB.
BACA JUGA: Detik-Detik Mencekam saat Lenny, Anak, dan Ibunya Terkepung Awan Panas Gunung Semeru
"Jumlah korban meninggal dari erupsi Gunung Semeru bertambah empat orang sehingga totalnya menjadi 43 orang," kata Muhari dalam siaran pers di Jakarta.
Sementara itu, warga luka-luka dilaporkan sebanyak 104 orang, yang mana sebanyak 32 orang mengalami luka berat dan 82 lainnya luka sedang.
BACA JUGA: Wakapolda Papua Brigjen Eko Berdukacita atas Kematian Siswa SPN Denis Yonas Trangen
Hingga saat ini Tim SAR masih terus melakukan pencarian dan pertolongan lanjutan di beberapa lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru, seperti Curah Kobokan, Kajar Kuning, Tambang Satuhan/Kebondeli Utara, Kampung Renteng dan Kebondeli Selatan.
Selain itu, tim lainnya juga terus melakukan pembersihan dan asesmen lanjutan yang difokuskan di Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh.
BACA JUGA: AKBP Yakhob Silvana: Satu Tersangka Sempat Kabur
Operasi SAR gabungan yang dilakukan sejak pukul 05.30 WIB itu sempat dihentikan sementara setelah terpantau awan hitam pekat dan mendung di sekitar Curah Kobokan.
Berdasarkan laporan visual, pada pukul 06.22 WIB, Gunung Semeru tampak jelas dan teramati asap putih tebal yang meluncur ke arah Barat - Barat Daya hingga 1.000 meter.
BNPB juga melaporkan data lokasi pengungsian yang bertambah menjadi 121 yang terbagi di beberapa titik di Kecamatan Pronojiwo, Candipuro Pasirian, Lumajang, Tempeh, Sukodono, Senduro hingga Kecamatan Sumbersuko. (fat/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam