jpnn.com, LUMAJANG - Bencana erupsi Gunung Semeru menyisakan kisah memilukan bagi para penyintas yang selamat dari awan panas guguran (APG) pada Sabtu (4/12) lalu.
Lenny (23), warga Dusun Curah Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, menceritakan detik-detik mencekam ketika dirinya dan keluarga terkepung APG Gunung Semeru.
BACA JUGA: 22 Warga Meninggal Dunia Akibat Awan Panas Guguran Semeru
"Saat APG datang, saya masih ada di dalam rumah," ucap Lenny saat ditemui awak jatim.jpnn.com di Lumajang, Senin (6/12).
BACA JUGA: 4 Polisi Ini Dipecat AKBP Eko, Salah Satunya Bripda Arham Basyofi
Perempuan itu tidak membayangkan bakal terjebak dalam situasi mengerikan itu.
Sebab, aktivitas Gunung Semeru merupakan hal yang sudah biasa baginya sejak kecil.
BACA JUGA: Prajurit Yonif Raider 900/SBW Tewas Gantung Diri, Inikah Motifnya?
"Tahun kemarin ada letusan juga, tetapi tidak seperti yang baru saja terjadi," ucap perempuan berhijab itu.
Lenny pun menceritakan ketika awan panas guguran datang menerjang. Ketika itu, dia hanya bisa pasrah dan menangis sekencang-kencangnya.
Saat itu, Lenny terjebak bersama anak dan ibunya. Sementara suaminya berada di luar kota.
"Saya enggak kepikiran baca ayat Al-Qur'an, tetapi hanya bisa menangis keras," ungkap Lenny.
Waktu berupaya menyelamatkan diri, Lenny melihat tinggi dari material vulkanik yang menutupi tanah sekitar setinggi lutut.
Namun, demi menyelamat diri, Lenny bersama anak dan ibunya nekat keluar serta menerjang kepulan material abu vulkanik yang panas itu.
"Saya keluar rumah. Pasirnya panas sekali, dan saya lari terus," ungkapnya.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Kirim Bantuan dan 50 Sukarelawan untuk Korban Erupsi Gunung Semeru
Menurut Lenny, dalam kejadian erupsi Gunung Semeru ada banyak warga yang meninggal dunia.
Dia bahkan menyebut ada satu keluarga yang terjebak sampai sekarang belum diketahui keberadaanya. (mcr26/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam