Innalillahi, Bupati Lumajang Tutup Usia

Minggu, 25 Januari 2015 – 05:36 WIB
Innalilliahi, Bupati Lumajang Tutup Usia. Foto: Jawa Pos Radar Jember

LUMAJANG – Warga Kabupaten Lumajang berkabung. Bupati Lumajang Dr Sjahrazad Masdar MA tutup usia pada Jumat malam (23/1). Orang nomor satu di Pemkab Lumajang itu meninggal sekitar pukul 23.00 akibat penyakit kanker paru-paru yang dideritanya.Kabar meninggalnya Sjahrazad langsung beredar cepat.
’’Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, bapak bupati meninggal dunia,’’ bunyi pesan singkat (SMS) yang dikirim ke Jawa Pos (Induk JPNN.com).

Saat dikonfirmasi, putra kedua Sjharazad, Syamsiar Aulia Rahman, membenarkan kabar berpulangnya sang ayah. Melalui BlackBerry Messenger (BBM), pemuda yang akrab disapa Ulil tersebut menyampaikan permohonan maaf. ’’Ayahanda meninggal. Mohon maaf atas kesalahan ayahanda selama ini,’’ tulisnya.

BACA JUGA: Kisah Suami yang Dikasari Istri, Senyum pun Sambel Langsung Menempel di Wajah

Berdasar informasi, Sjahrazad meninggal saat dirawat di Graha Amerta RSUD dr Soetomo Surabaya. Malam itu pula jenazah langsung dibawa ke Lumajang.Sekitar pukul 03.00 Sabtu (24/1), mobil ambulans yang membawa jenazah Sjahrazad tiba di pendapa Kabupaten Lumajang. Selain pejabat pemkab, semua anggota muspida dan jajaran di bawahnya menyambut kedatangan jenazah di pendapa. Ada pula para tokoh Lumajang. Bagian dalam dan luar pendapa dipenuhi tamu dari Lumajang maupun luar daerah.

Jenazah Sjahrazad dimakamkan setelah duhur kemarin. Setelah disalati di Masjid Agung Anas Machfud, jenazah diberangkatkan ke TPU Jogoyudan. Ribuan warga turut mengantar jenazah ke peristirahatan terakhir.

BACA JUGA: Setiap Pulang Kerja, Pria Beristri 4 Ini Mampir ke Kos ABG

Wakil Bupati (Wabup) Lumajang As’at Malik yang turut mengantar ke pemakaman sempat memberikan sambutan. Dia menyebut bahwa Bupati Sjahrazad punya kepribadian yang mulia. ’’Beliau dikenal konsisten dan banyak amal semasa hidup. Insya Allah bapak bupati meninggal husnulkhatimah,’’ ujarnya.

Menurut As’at, banyak perbuatan almarhum yang patut dicontoh masyarakat. Misalnya, kedisiplinan, keuletan, dan ibadahnya semasa hidup. Dia mengajak seluruh warga Lumajang untuk memaafkan kekhilafan almarhum semasa hidup dan selama menjabat. ’’Kita semua memaafkan kekhilafan beliau,’’ katanya.

BACA JUGA: Kisah Suami yang Dikasari Istri, Kalau Jengkel Diraupi Sambel

Sjahrazad lahir di Kalimantan Timur pada 7 Maret 1950. Dia merupakan sulung dari tujuh bersaudara anak pasangan H Masdar Damang dan Hj Siti Zubaidah. Dia mengawali karir sebagai camat Tempeh, Lumajang, staf pegawai negeri sipil (PNS) Pemprov Jatim, hingga menjabat Kabag Pemerintahan Desa Biro Pembangunan Desa Setdaprov Jatim. Sjahrazad pernah menjadi Kabid Teknis dan Fungsional Badan Diklat Provinsi Jatim sampai akhirnya menjabat kepala Badan Diklat Jatim.

Pada 2008, suami Supadmi itu mengikuti pemilihan kepala daerah (pilkada) dan terpilih sebagai bupati Lumajang untuk periode pertama. Pada 2013, Sjahrazad yang berpasangan lagi dengan As’at Malik kembali terpilih untuk kali kedua hingga 2018.

Namun, penyakit kanker paru-paru yang dideritanya membuat Sjahrazad tidak bisa melanjutkan tugas sebagai bupati. Almarhum dirawat intensif selama beberapa bulan di rumah sakit dan sempat juga dirawat di luar negeri.

Dalam pemakaman kemarin, Bupati Jember M.Z.A. Djalal juga hadir. Setelah pemakaman, dia menyatakan, semasa hidupnya almarhum dikenal sangat baik. Bukan hanya itu, Djalal menyebut Sjahrazad sebagai sosok pribadi yang idealis. ’’Beliau orang yang idealis. Semua tahu,’’ ujarnya mengenang almarhum.

Sebagai salah seorang sahabat, Djalal menuturkan, Sjahrazad selalu memperjuangkan apa yang diyakininya benar sampai berhasil. Tetapi, dia juga tak segan menindak yang dinilai salah. ’’Kami semua teman-temannya merasa kehilangan,’’ ungkapnya.

Almarhum meninggalkan seorang istri, Supadmi, dan lima anak (Syamsul Arief Rakhmadani, Syamsiar Aulia Rahman, Andini Rif'ani Amalia, Syahrani Azmi Rahim, dan Syahrani Ainur Rahman).Dengan meninggalnya Sjahrazad, sejak kemarin sejumlah kawasan di Lumajang mulai mengibarkan bendera setengah tiang. Tidak sedikit pula mahasiswa yang menunda agenda untuk mengenang wafatnya Bupati Sjahrazad. (fid/hdi/JPNN/c22/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DBD Menyerang, Tembus 738 Orang Dirawat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler