Innalillahi, Dua Pembina Pramuka Tewas Dalam Pembukaan Jambore Jawa Tengah

Sabtu, 01 Agustus 2015 – 05:31 WIB

jpnn.com - SEMARANG - Jambore Daerah XIV Kwarda Jawa Tengah 2015 di Lemdikada Candra Birawa, Karanggeneng, Gunungpati, Semarang, berlangsung dalam suasana duka. Dua pembina pramuka asal Pati tewas mengenaskan. Mobil yang dikendarai tertimpa truk yang nggelondor di tanjakan, tepat di depan lokasi Jambore. 

Kedua pembina tersebut menjadi korban kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Raya Ungaran-Gunungpati (Jalan Muryanto, red) pada Kamis (30/7) malam, saat akan menghadiri Jambore yang sedianya dimulai Sabtu (1/8) hari ini hingga tanggal 6 Agustus 2015. 

BACA JUGA: Tersandung Suap CPNS, Oknum Pejabat BKD Gorut Tersangka

Kedua korban diketahui bernama Sukoco (50), warga Tambahmulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, dan Siti Munjaenab (50), warga Gembong, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. Keduanya tewas di lokasi kejadian lantaran mobil yang ditumpanginya terjepit bagian belakang truk pengangkut arang bernomor polisi K 1831 AD dan sebuah pohon Mahoni berdiameter sekira 1 meter. 

Sementara sopir mobil Avanza warna hitam, B 1088 EVE, bernama Ateng Sukijan (50), warga Panggung Royom, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, selamat dari insiden maut tersebut.

BACA JUGA: Braakkk! Langsung Tewas di Kolong Truk

Identitas masing-masing korban, Sukoco adalah Kepala Sekolah di SD Tambahmulyo, Jakenan, Pati, Siti Munjaenab adalah guru di SMP 1 Tlogowungu, Pati, dan Ateng yang mengemudikan mobil nahas tersebut adalah Sekretaris Desa (Sekdes) Panggung Royom. Saat kejadian, Sukoco duduk di depan samping sopir, sedangkan Munjaenab berada di belakang.

Insiden maut tersebut terjadi sekitar pukul 19.00. Awalnya truk Fuso pengangkut puluhan karung arang melintas di Jalan Ungaran-Gunungpati, sampai di jalan menanjak Karanggeneng, tepatnya di depan Lemdikada Candra Birawa, Kwartir Daerah Jawa Tengah, tidak kuat menanjak dan berhenti. 

BACA JUGA: Diduga Rebutan Warisan, Siramkan Bensin, Nenek Terbakar

Truk yang dikemudikan Kusmadi (63), warga Desa Temulus RT 04 RW 02, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus  tersebut sempat mengerem, sedangkan sang kernet turun untuk mengganjal ban.

Tapi sayang, usaha tersebut tak mampu menahan berat truk yang sarat muatan. Truk tersebut justru nggelondor  deras ke bawah. Bersamaan itu di belakang truk melaju mobil Toyota Avanza yang dikendarai para korban. 

Tak pelak, bagian belakang truk langsung menyeruduk Avanza hingga terseret sejauh empat meter. Baru berhenti setelah bak truk menindih Avanza yang menabrak pohon besar di dekat mushola Al Mashur yang terletak di depan gerbang Lemdikada Candra Birawa.

"Kejadiannya pukul 19.00. Tadi saya di rumah dan dengar kabar kalau ada kecelakaan. Sampai di sini kondisi mobil sudah terjepit dan sudah ada banyak orang," ujar Aseng (42), warga sekitar yang mengaku sempat ikut membongkar bagian Avanza untuk memastikan keadaan korban. "Saya lihat ada tiga orang di dalam. Satu masih hidup," sambungnya.

Suharno selaku Ketua Kontingen Pati mengatakan, ia tidak menyangka insiden maut tersebut melibatkan anggota kontingennya. Suharno pada saat kejadian sudah berada di dalam kompleks Lemdikada bersama puluhan anak didiknya yang berangkat bersamanya dengan menggunakan bus, serta beberapa pembina yang lebih dulu sampai di lokasi Jambore. Sebelumnya rombongan Kontingen Pati berangkat dari Pati pada Kamis (30/7) sekitar pukul 14.00.

"Kami berangkat pukul 14.00. Anak-anak berangkat pakai bus dan sudah sampai duluan sekitar pukul 17.00-18.00. Rombongan korban berangkat pakai mobil sendiri. Total kontingen Pati memakai tiga kendaraan, baik bus dan mobil. Jumlah kontingen sendiri sekitar 60 orang," katanya saat berada di lokasi kejadian.

Suharno awalnya sempat ditawari untuk ikut di rombongan mobil nahas tersebut. Tapi ia lebih memilih berangkat bersama 40 siswa menggunakan bus. "Saya pilih naik bus. Jadi di mobil itu hanya ada tiga orang. Sopirnya, Pak Ateng yang juga Sekdes Panggung Royom, ia selamat. Pak Sukoco dan Bu Menjaenab masih terjepit di dalam mobil, belum bisa dikeluarkan," terangnya didampingi Sri Mulyawati, salah satu pembina dari kontingen Pati, saat berada di lokasi kejadian.

Sri Mulyawati tidak kuasa melihat dua rekannya tewas mengenaskan dalam insiden kecelakaan maut tersebut. Wanita berjilbab tersebut tidak menyangka jika tujuan korban untuk mengikuti dan mendampingi Jambore Daerah XIV Kwarda Jateng tersebut menjadi perjalanan mereka berpulang ke Yang Maha Kuasa.

"Ini musibah dan menjadi kesedihan kami semua. Juga semua pramuka di tempat lain. Sebab tujuan dari keduanya sangat mulia," ujarnya.

Sri Mulyawati mengaku sebelum insiden nahas itu, rombongan korban baru saja dari tempat perkemahan putra. Tidak jauh dari Lemdikada. "Jadi mereka dari tempat perkemahan putra. Meninjau pendirian tenda di sana. Terus mau masuk ke sini (Lemdikada Candra Birawa, red). Pas kejadian saya sudah di dalam sama anak-anak," ujarnya. Sukoco dan Siti Munjaenab, menurutnya, adalah pembina pramuka.(har/muz/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengumuman! Hari Ini Mulai Pemadaman Bergilir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler