INNALILLAHI: Notaris Membusuk di Hutan

Minggu, 13 Desember 2015 – 08:40 WIB
ILUSTRASI. FOTO: PIaxabay.com

jpnn.com - JEMBRANA - Nelayan dan pekerja Budi Daya Mutiara di Pantai Klatakan, Desa Melaya, Jumat (11/12) pagi dikagetkan teriakan Suyono (52). Satpam budidaya mutiara tersebut berteriak ketakutan karena melihat sesosok mayat tergeletak di tengah hutan sekitar 50 meter dari pantai.

Sumber Bali Express (Grup JPNN.com) menyebutkan, Kamis (10/11) pagi lalu beberapa warga dan nelayan melihat ada seorang pengendara sepeda motor Suzuki Skywave warna hitam dengan nomor polisi DK 5286 WW datang menuju ke arah Pantai Klatakan.

BACA JUGA: Brakk...Pria di Pontianak Terjatuh, Pistol dan Celurit Diamankan

Orang itu kemudian memarkir sepeda motornya lalu berjalan ke arah utara. Karena dikira pengunjung biasa, warga maupun nelayan dan pekerja di budidaya mutiara tidak terlalu menghiraukannya. Jumat pagi kemarin, mereka baru merasa aneh setelah melihat sepeda motor itu masih berada di tempatnya.

“Sepeda motor itu diparkir di tempat itu sejak Kamis dan hingga Jumat pagi masih berada di lokasi yang sama. Tapi, pengendara sepeda motor itu sudah tidak ada. Kami curiga ada apa?” ujar seorang warga.

BACA JUGA: Brakk...Pria di Pontianak Terjatuh, Pistol dan Celurit Diamankan

Kemudian sekitar pukul 08.00 Wita, Suyono yang bermaksud mencari dedaunan untuk makanan sapi, tiba-tiba lari sambil berteriak keluar dari hutan. Saat ditanya Suyono mengaku melihat ada mayat tergeletak di tengah hutan.

“Saya kaget melihat ada mayat tergeletak di tepi jalan setapak. Lalu saya lari sambil berteriak,” ujar Suyono.

BACA JUGA: Kalbar Target Serap APBD Mulai Januari 2016

Suyono melapor ke Kadus Klatakan Abdul Sukur yang kemudian disampaikan ke aparat kepolisian. Tidak lama kemudian Tim Inafis Polres Jembrana bersama Reskrim Polsek Melaya bersama tim medis datang untuk melakukan identifikasi dan olah TKP.

Mayat yang ditemukan sekitar 500 meter di utara sepeda motor Suzuki Skywave  warna hitam DK 5286 WW  parkir  itu kemudian diperiksa. Setelah sidik jarinya diambil, mayat berjenis kelamin laki-laki yang mengenakan baju batik lengan panjang dan celana panjang abu-abu itu ternyata diketahui sebagai I Gusti Agung Gede Anom SH, 57, warga Jalan Gunung Bromo, No. 27 Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana. Notaris yang berkantor di Jalan Ngurah Rai tersebut kondisinya sudah kaku dan kulitnya mengelupas. Diperkirakan meninggal sudah lebih dari 24 jam.

Dari pemeriksaan medis, dari kemaluannya keluar cairan dan dari duburnya keluar kotoran serta tidak ada luka serius di tubuhnya. Tetapi di dekatnya ditemukan gelas plastik air mineral berisi sisa cairan. Petugas juga menemukan obeng serta telepon genggam yang masih berdering. Sementara dari saku celana kiri ditemukan uang pecahan seratus ribuan sejumlah Rp 2 juta. Sedangkan di saku celana kanan ditemukan uang pecahan lima puluh ribuan sebanyak Rp 1,6 juta.

Dalam saku bajunya ditemukan uang Rp.39 ribu. Sementara di dalam dompetnya ditemukan SIM A dan C, KTP, STNK sepeda motor dan mobil.

 

Karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, diduga Notaris Anom meninggal akibat menenggak racun. Dugaan itu diperkuat dengan ditemukannya gelas plastik bekas air mineral yang berisi cairan diduga racun. Namun untuk mengetahui pasti penyebab kematiannya, dokter menyarankan dilakukan otopsi.

“Untuk mengetahui penyebab kematiannya secara pasti, harus dilakukan pemeriksaan cairan lambungnya melalui otopsi,” ujar dokter Puskesmas Melaya didampingi Kapolsek Melaya Kompol Nyoman Nirman.

Menurut Nirman, mayat Notaris Anom dibawa ke RS Negara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Kami masih berkoordinasi dengan keluarganya apakah diizinkan untuk otopsi atau tidak. Tetapi agar penyebab kematiannya jelas, harus dilakukan otopsi,” sarannya.(don/mus/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akhirnya, Dua Nelayan Hilang Melaut Itu Ditemukan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler