Innalillahi, Umat Islam Berduka

Selasa, 17 Januari 2017 – 08:04 WIB
Ratusan masyarakat Pontianak dan sekitarnya menghadiri prosesi pemakaman Ketua MUI Kalbar, KH Hasyim Dahlan, Senin (16/1), di Masjid As-Salam, Jalan Husin Hamzah, Pal V, Pontianak. Foto: IMAN SANTOSA/ Rakyat Kalbar/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Barat KH Hasyim Dahlan, meninggal dunia, kemarin (16/1). Tokoh-tokoh yang pernah berinteraksi dengannya menyebut sosok pengganti Dahlan susah dicari.

Iman Santosa, Pontianak

BACA JUGA: 7 WNA Tiongkok Ditangkap di Merauke

KH Hasyim Dahlan menghembuskan napas terakhirnya pukul 06.00 di Rumah Sakit Promedika, Komplek Pontianak Mall, Jalan Gusti Sulung Lelanang, pada usia 61 tahun.

“Subuh sekitar jam 4, beliau dilarikan ke rumah sakit karena serangan asma. Beliau meninggal saat di rumah sakit,” ujar Sekretaris MUI Kalbar, H. Hamzah Tawil, ketika dikonfirmasi mengenai kabar duka tersebut.

BACA JUGA: Satgas Ops Pamtas Laut Koarmatim Laksanakan TFG

Dari rumah sakit, jenazah KH Hasyim Dahlan disemayamkan di rumah duka, Pondok Pesantren Ittihadul Ummah, Jalan Raya Sungai Kakap, Kubu Raya.

Para pelayat pun berdatangan. Diantaranya terlihat Sekda Kalbar M. Zeet Hamdy Assovie, Kakanwil Kemenag Kalbar Syahrul Yadi, Bupati Kubu Raya Rusman Ali, dan Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono.

BACA JUGA: Gara-Gara Dana Bansos, 26 Kades Diperiksa Jaksa

Menantu KH Hasyim Dahlan, Misykari, menuturkan kondisi kesehatan ayahnya memang memburuk belakangan ini.

“Beliau sudah komplikasi, tapi subuh tadi beliau itu dapat gangguan napas,” jelasnya.

Kepergian sosok kharismatik tersebut jelas meninggalkan duka bagi keluarga.

Namun, banyak ilmu yang diingat dari ulama yang pernah mengasuh Pondok Pesantren As-Salam kala pertama kali didirikan. Salah satunya, menanamkan agar senantiasa berkehidupan Islami.

“Kewajiban yang diperintahkan Allah dan Rasulnya harus diikuti. Alhamdulillah, ajaran itu oleh kami, keluarga dan anak-anaknya, selalu diikuti,” ungkap Misykari.

Ia menggambarkan Dahlan sebagai ulama yang terbuka terhadap pembaharuan.

“Beliau memang seorang tradisionalis tapi terhadap hal-hal yang baru, beliau tidak anti,” ujar suami dari putri ketiga Dahlan ini.

Karena itulah, menurut Misykari, sosok Dahlan menjadi panutan para santri. Sebab, ia tidak monoton saat memberikan ceramah maupun berdakwah.

Selepas dari rumah duka, sekitar jam 11 siang, jenazah KH Hasyim Dahlan dibawa ke Masjid As-Salam di Jalan Husin Hamzah, Pal V, Pontianak untuk disalatkan.

Ratusan masyarakat ingin ikut menyalatkan, hingga salat jenazah harus dilaksanakan dalam beberapa giliran.

Kemudian, Dahlan dimakamkan di komplek pemakaman As-Salam yang berjarak sekitar 100 meter dari masjid.

Meninggalnya KH Hasyim Dahlan ini tentu sebuah kehilangan besar bagi masyarakat Kalbar.

“Karena sosok Kyai Hasyim ini sangat sejuk, sangat membangun toleransi antar umat beragama dan penuh dengan kasih sayang,” tutur mantan Ketua PW Nahdlatul Ulama (NU) Kalbar, M. Zeet Hamdy Assovie.

Ia mengenal Dahlan sebagai sosok ulama yang sangat mencintai umatnya.

“Saya sangat berduka karena beliau orangtua bagi saya dan pernah membimbing saya di NU sebagai Rais Syuriah pada periode saya memimpin NU yang pertama,” tuturnya.

Mewakili Pemprov Kalbar, pria yang juga menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) ini menyampaikan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya KH Hasyim Dahlan.

“Beliau lah yang membimbing safari ramadan yang diadakan bapak gubernur tiap tahun, beliau yang jadi tokoh utama dipercaya menyampaikan ceramah agama di acara-acara itu,” ungkap M. Zeet.

Menurut dia, tak pernah sekalipun Dahlan menyampaikan ceramah yang panas dan provokatif.

“Tokoh-tokoh seperti beliau inilah yang sekarang banyak dibutuhkan oleh Kalimantan Barat,” pungkasnya.

Senada, Kepala Kantor Kementerian Agama wilayah Kalbar, Syahrul Yadi. Ia menyatakan kehilangan yang amat sangat atas berpulangnya Dahlan ke Rahmatullah.

“Apalagi situasi seperti saat ini dimana tantangan bangsa semakin besar, ulama adalah aset penyeimbang,” ujarnya.

Ia mengaku cukup intens berkomunikasi dengan KH Hasyim Dahlan. Terutama ketika kasus Gafatar terjadi di Kalbar awal 2016 silam.

“Setelah itu, beberapa kali berkerja sama terutama terkait generasi muda yang diancam permasalahan narkoba dan radikalisme,” beber Syahrul.

Bagi dia, Hasyim Dahlan adalah sosok moderat. Ia berharap banyak ulama-ulama yang akan jadi penerus Hasyim Dahlan ke depan.

“Beliau tidak emosional menghadapi segala situasi, beliau tidak gegabah mengeksekusi sesuatu,” tutur Syahrul.

Kedekatan pun diamini Bupati Kubu Raya Rusman Ali. “Saya sudah kenal beliau sejak tahun 1997 waktu masih bertugas di Kantor Agraria,” ungkapnya.

Bagi dia, kepergian KH Hasyim Dahlan tentu kehilangan yang sangat besar bagi masyarakat Kalbar, khususnya Kubu Raya.

“Karena itu saya bilang ke keluarganya agar tidak larut dalam kesedihan, banyak jasa Kyai Hasyim yang harus diteruskan, saya percaya keluarganya mampu,” pinta Rusman.

Hasyim Dahlan, menurutnya, ulama yang sulit dicari penggantinya.

“Beliau itu mengerti kitab, kalau ceramah kita enak mendengarnya karena lengkap beliau menjelaskan ayat dan hadistnya, jadi dalilnya lengkap,” terang dia.

Pertemuan terakhir Rusman dengan KH Hasyim Dahlan sekitar dua bulan lalu.

“Kita silaturahmi, waktu itu beliau memang cerita tentang kondisi kesehatan beliau yang agak menurun,” kisah Rusman.

Terang saja, ketika mendapat kabar wafatnya Hasyim Dahlan, ia bergegas menuju rumah duka yang berada di wilayah kepemimpinannya itu.

“Kita doakan bersama, beliau mendapat balasan terbaik atas amal beliau selama ini,” pungkasnya.

Moderatnya sosok KH Hasyim Dahlan ini juga diakui tokoh muda Islam Kalbar, Ketua PW GP Anshor Kalbar, Muhammad Nurdin.

“Terakhir bertemu ketika pernikahan anak beliau beberapa waktu yang lalu, saat itu kondisi kesehatan beliau memang sedang tidak baik,” ujarnya. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Syukurlah, Kakek Sebatang Kara Itu Akhirnya Dibantu


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler