Inovasi Dikriminalisasi Bikin Ilmuwan Takut

Jumat, 10 Maret 2017 – 19:04 WIB
Dosen dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yazid Bindar menjadi salah seorang pembicara pada diskusi yang digelar MMD Initiative yang mengangkat thema "Menolak Kriminalisas Kebijakan" di MMD Initiative, Jalan Dempo, Jakarta Pusat, Jumat (10/3). Foto: Ken Girsang/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Dosen dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yazid Bindar mengatakan, pemimpin yang inovatif harus selalu berinovasi, memotivasi, mendidik, sekaligus menyiapkan tenaga ahli.

Dari kriteria tersebut, Dahlan Iskan dapat dikategorikan sosok pemimpin inovatif.

BACA JUGA: Kasus Dahlan, Pembunuhan Karakter Paling Menyedihkan

Paling tidak terlihat dari langkahnya mencetuskan ide pengembangan mobil listrik, saat masih menjabat Menteri BUMN di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selain itu, Dahlan juga mengajak sejumlah perusahaan BUMN untuk peduli terhadap pengembangan inovasi mobil listrik.

BACA JUGA: Rhenald Kasali: Dahlan Rela Masuk Penjara Asalkan…

"Jadi inilah pemimpin, meski landasannya belum ada, bisa dipercepat. Sebelum Pak Dahlan keluarkan keinginan mobil listrik, saat itu landasan penelitiannya (belum ada,red), tapi direspons kawan-kawan di kampus," ujar Yazid dalam diskusi yang digelar MMD Initiative, Jalan Dempo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/3).

Menurut Yazid, konsep mobil listrik yang disampaikan Dahlan, direspons dengan baik oleh para ilmuwan di ITB dan Institut Teknologi Surabaya (ITS).

BACA JUGA: Adhie Massardi Yakin Dahlan Tak Bersalah

Dari sembilan tahapan pengembangan, para ilmuwan mengambil peran melakukan tahap pertama sampai enam yang dikategorikan fase riset.

"Sementara PT Sarimas Ahmadi Pratama (pihak swasta pengadaan mobil listrik untuk digunakan peserta APEC,red) mewujudkan tahap development dengan melakukan kontrak kerja sama sponsorship pembuatan prototipe dengan BRI. Jadi tahapan tersebut masih prototipe, belum komersial," ucap Yazid.

Namun anehnya, kejaksaan malah menetapkan Dahlan dan Direktur PT Sarimas Ahmadi Pratama, Dasep Ahmad, sebagai tersangka atas dugaan merugikan keuangan negara.

Kondisi ini menurut Yazid, bisa memengaruhi para ilmuwan, khawatir dalam melakukan inovasi. Pasalnya, anggaran penelitian pasti habis digunakan dan belum tentu membuahkan hasil.

"Saya datang kemari (diskusi MMD,red) bagaimana inovasi tak mati dalam ketakutan. Jadi cara melihatnya, beri pemahaman bagi pemerintah (bahwa inovasi memiliki tahapan dan sangat penting bagi kemajuan bangsa, red)," pungkas Yazid.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sahabat Dahlan: Pak Jokowi, Jaksanya Diganti Saja


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler