Inovasi Peternakan di Majasari Bikin Warganya Ogah Jadi TKI

Kamis, 23 November 2017 – 19:09 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendengarkan paparan perkembangan produksi sapi olahan Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Kamis (23/11). Foto: Kementan for JPNN

jpnn.com, INDRAMAYU - Kepala Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Wartono Kuwu mendapat apresiasi dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman lantaran memajukan sektor peternakan.

Wartono mengatakan, kemajuan sektor peternakan tak terlepas dari kerja sama semua pihak di daerahnya. Termasuk memanfaatkan limbah pertanian untuk diolah menjadi pakan ternak yang berkualitas.

BACA JUGA: Demi Bangun Pertanian, Mentan Beri Bantuan ke Gempita

"Selain memiliki kebun rumput, anggota kelompok juga mempunyai kemauan untuk menerapkan teknologi pengolahan pakan dari limbah pertanian seperti jerami untuk penyediaan pakan ternak”, kata Wartono di Kantor Desa Majasari, Kamis (23/11).

Wartono menambahkan, kelompok tani dan ternak di wilayahnya juga aktif dalam beberapa pelatihan antara lain pelatihan pengolahan limbah, pelatihan teknologi pakan ternak, pelatihan budidaya sapi potong yang diselenggarakan baik oleh Dinas Peternakan Provinsi maupun Kabupaten.

BACA JUGA: Menteri Amran Angkat Jempol untuk Kepala Desa Majasari

"Kemudian, pada 2016 telah dilakukan Gerakan Penanaman Indigofera seluas dua hektare dengan memanfaatkan lahan yang tidak diproduksi lahan pertanian," kata dia.

Penanaman indigofera ini merupakan program Gubernur Jabar dan didukung oleh Perguruan Tinggi yaitu Universitas Wiralodra (Unwir) Indramayu dan Universitas Padjajaran (Unpad).

BACA JUGA: Mentan Gelar Panen Raya Padi di Indramayu

Wartono menjelaskan, pernah dilakukan penelitian oleh Unwir dan Unpad mengenai pemanfaatan pakan olahan yang berasal dari limbah pertanian yang dicampur dengan indigofera.

“Dari hasil penelitian tersebut disampaikan bahwa terjadi penambahan ADG (penambahan berat harian) sebanyak 1,2 kilogram untuk sapi jenis PO yang diberikan pakan olahan tersebut”, ungkap Wartono.

Lebih lanjut dijelaskan, masyarakat juga sudah memanfaatkan teknologi tepat guna seperti pengolahan limbah biogas, pengolahan limbah cair, pembuatan kompos dengan bantuan APBD dua kabupaten.

Sementara Ketua kelompok Tani dan Ternak Desa Majasari Slamet Setyadi menyampaikan, perkembangan yang sangat pesat ini juga diperoleh peternak dari hasil pelaksanaan pembibitan sapi yang dilakukan dengan Inseminasi Buatan (IB).

“Melalui Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting dari Pemerintah juga telah membantu peternak dalam program pembibitan di kelompok ini," kata dia.

Selain itu, peternak juga sudah melaksanakan sistem pencatatan, serta menggunakan bibit unggul. Menurutnya dari usaha beternak tersebut, masyarakat telah memperoleh pendapatan, sehingga mereka tidak lagi tertarik untuk bekerja menjadi TKI. (tan/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Kementan Kendalikan Hama Wereng Cokelat


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler