Inovasi Pharmacademy dari Sanofi Kuatkan Kompetensi 2.750 Apoteker di Indonesia

Rabu, 05 Juni 2024 – 13:15 WIB
(ki-ka) Pharmacy expertise, apt. Lusy Noviani, MM; CEO SwipeRx, Farouk Meralli; Head of Sanofi CHC ASEA (Southeast Asia, Hong Kong, Taiwan dan South Korea), Maria Valentina Sposito; Ketua PD IAI DKI Jakarta, apt. Drs. Muhamad Yamin, M.Farm; figur publik, Melanie Putria dalam konferensi pers Sanofi PharmAcademy 2.0, Jakarta (25/5). Foto: supplied

jpnn.com, JAKARTA - Setahun diluncurkan, platform PharmAcademy yang digagas Sanofi Indonesia berkolaborasi dengan SwipeRx, telah berhasil memberdayakan 2.750 apoteker.

Melalui PharmAcademy, komunitas farmasi mendapatkan kemudahan akses terhadap modul pengetahuan dan keterampilan guna meningkatkan kompetensi.

BACA JUGA: SwipeRx IPEC 2024 jadi Wadah Edukasi Apoteker & Pegiat Kesehatan

Bahkan, PharmAcademy memungkinkan apoteker mendapatkan poin Pengembangan Profesional Berkelanjutan (CPD) untuk mendorong kemajuan karier mereka.

“PharmAcademy merupakan bentuk komitmen Sanofi terhadap pemberdayaan apoteker menjadi konsultan kesehatan yang tepercaya bagi masyarakat Indonesia. Fitur PharmAcademy pada aplikasi SwipeRx menyediakan sarana pendidikan dan pelatihan berbagai aspek kefarmasian, termasuk manajemen penyakit, manajemen terapi obat, dan konseling pasien. Setelah setahun hadir, kami berharap PharmAcademy dapat menjangkau semakin banyak apoteker, serta mampu memfasilitasi penguatan kualitas mereka, sehingga apoteker semakin berdaya mendampingi masyarakat guna memenuhi kebutuhan kesehatan yang terus berkembang di Indonesia,” kata Head of Sanofi CHC ASEA Maria Valentina Sposito.

BACA JUGA: Ini Tantangan Apoteker Menghadapi Kemajuan Teknologi Kesehatan

Akselerasi pemberdayaan apoteker penting untuk menjembatani gap rasio profesi ini. Data Kementerian Kesehatan, pada 2023, jumlah apoteker di Indonesia baru mencapai 130.643 orang.

Artinya, satu apoteker menangani 2.134 penduduk. Padahal, menurut Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), rasio idealnya adalah 0,8 s.d. 1 apoteker per 1.000 penduduk.

BACA JUGA: Gibran: Terima Kasih, Mbak Puan dan Pimpinan PDIP

“Masih belum tercapainya rasio tersebut tak serta merta menjadikan fokus peningkatan berfokus pada segi kuantitas saja. Justru, mengingat perannya sebagai garda terdepan dalam menjaga mutu obat dan memastikan obat diterima masyarakat dengan aman, kualitas apoteker harus terus diasah lewat pengayaan berkelanjutan. Karenanya, Ikatan Apoteker Indonesia mendukung sepenuhnya inisiatif PharmAcademy dari Sanofi dan SwipeRx sebagai upaya konkret untuk penguatan peran apoteker di Indonesia. Dengan adanya PharmAcademy, kami melihat peningkatan signifikan dalam profesionalisme dan kapabilitas apoteker di lapangan,” kata Ketua PD IAI DKI Jakarta Muhamad Yamin.

Teknologi berimpak besar pada percepatan peningkatan kompetensi apoteker.

Selama ini, sebagian besar apoteker kesulitan mengakses informasi, produk, tools, dan pelatihan yang diperlukan untuk memberikan layanan berkualitas.

Sebagai pionir, PharmAcademy menggunakan teknologi SwipeRx untuk menjembatani para apoteker dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

CEO SwipeRx Farouk Meralli mengatakan pendekatan inovatif PharmAcademy dan SwipeRx memberikan kemudahan bagi apoteker dalam pengembangan kompetensinya. Bahkan, mereka yang berada di area terpencil.

"Modul pengetahuan dan keterampilan yang disajikan PharmAcademy disusun terstruktur di bawah arahan dari asosiasi profesi guna memastikan para apoteker menerima materi secara terukur. Selain itu, apoteker juga lebih terjamin untuk terhubung dengan penyedia produk farmasi dengan lebih cepat. Dengan menggabungkan keahlian digital SwipeRx dan kepemimpinan Sanofi di industri farmasi, kami optimistis dapat memberdayakan apoteker untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih optimal," tegas Farouk.

Apoteker yang mumpuni turut berandil dalam mendampingi masyarakat menjalankan praktik self-care yang tepat dan mengurangi risiko self-diagnose yang keliru.

Pentingnya self-care dalam menjaga kesehatan diri semakin relevan di tengah kondisi lingkungan yang makin menantang, terutama di kota-kota besar. Polusi udara, yang kian meningkat di perkotaan, berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. Salah satunya mengakibatkan penyakit pernapasan dan alergi.

Self-diagnose atau diagnosis mandiri, meskipun terkesan praktis, seringkali mengarah pada pengelolaan kesehatan yang kurang tepat dan berisiko memperburuk kondisi.

"Apoteker dapat bertindak sebagai penasihat kesehatan tepercaya untuk membimbing pasien menuju diagnosis yang lebih akurat dan pengobatan yang lebih tepat. Menghadapi potensi ancaman polusi udara, apoteker memiliki kemampuan untuk mengedukasi tentang langkah pencegahan, ataupun pengelolaan kondisi kesehatan - bagi individu yang telah terdampak penyakit, seperti alergi maupun batuk. Khususnya penanganan alergi, apoteker memiliki kompetensi untuk membantu diagnosis kondisi hingga merekomendasikan obat alergi yang sesuai dan aman,” kata Pharmacy Expertise Lusy Noviani.

Melanie Putria, seorang ibu dan figur publik, menyampaikan kekhawatirannya terhadap ancaman polusi, serta menyatakan dukungannya terhadap inisiatif PharmAcademy dari perspektif awam.

"Polusi udara tak bisa kita hindarkan dalam aktivitas keseharian. Artinya, ancaman penyakit akibat polusi berpotensi menyerang kapan saja. Bagi saya kuncinya ialah kritis memeriksa kondisi diri dan anak-anak secara mandiri, serta mengonfirmasinya kepada sumber yang tepat. Penguatan kompetensi apoteker melalui PharmAcademy tentunya mempermudah masyarakat untuk menjangkau penasihat kesehatan yang tepercaya," ujarnya.

Peringatan satu tahun peluncuran PharmAcedemy bertepatan dengan perhelatan Indonesian Pharmacy Expo and Conference (IPEC) 2024, yakni ajang pameran dan konferensi tahunan bagi para pelaku penggiat farmasi di Indonesia, diselenggarakan oleh SwipeRx bersama Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia DKI Jakarta.

Mengusung tema “Accelerating Pharmacy Services and Public Health with Technology Innovation,” pelaksanaan IPEC yang kedua ini melibatkan 1.000 apoteker dan pemilik apotek di seluruh Indonesia. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 8 Tahun Buron, Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap di Daerah Ini


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler