Insentif Fiskal Bisa Ditambah

Jumat, 26 Desember 2008 – 02:03 WIB
JAKARTA – Pemerintah membuka kemungkinan menambah insentif fiskal tahun depanFasilitas pajak dan bea masuk ditanggung pemerintah ini dalam APBN 2009 dianggarkan Rp 12,5 triliun

BACA JUGA: Indosat Tak Perlu Spin Off

Jika dibutuhkan, subsidi untuk industri itu akan ditambah.

”Kita akan mencoba mencari kemungkinan untuk melakukan stimulus di atas yang sudah disetujui APBN,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu di Jakarta


Penambahannya akan dihitung dengan menyesuaikan kemampuan pembiayaan defisit pada 2009

BACA JUGA: Bank Aktif Cari Tambahan Modal

”Ini bergantung juga pada financing-nya, pembiayaannya berapa yang bisa kita dapatkan dari sumber-sumber yang kita cari
Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan dan melakukan stimulus tambahan,” kata Anggito.

Dirjen Pajak Depkeu Darmin Nasution mengatakan insentif pajak akan diarahkan agar industri tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)

BACA JUGA: Omzet Jasa Konstruksi di APBN Tembus Rp 168 T

”Yang sedang kita exercise itu adalah bagaimana membantu dunia usaha supaya tidak buru-buru PHK,” kata DarminMekanisme detail subsidinya baru akan diumumkan tahun depan

Pemerintah tengah menimbang sepuluh sektor industri yang mendapatkan insentif fiskal tahun depan”Subsidi bea masuk diberikan untuk bahan baku dan dan penolongItu nanti menjadi pajak ditanggung pemerintah," kata Deputi Menko Perekonomian bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawady

Edy menyebutkan sepuluh sektor yang mendapatkan insentif adalah industri makanan dan minuman, elektronika, komponen elektronika, otomotif dan komponennya, dan telematikaKemudian, komponen kapal, kimia, baja, alat berat, dan komponen PLTU (pembangkitan listrik tenaga uap) skala kecilSatu lagi sektor yang diusulkan mendapat insentif adalah industri kosmetika.

Insentif fiskal itu sengaja diberikan untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi globalEdy mengatakan efek putaran kedua atas perlambatan ekonomi dunia akan terasa Maret atau April mendatangPemerintah mulai berjaga-jaga dengan memperkuat basis industri dalam negeri.

Sektor industri yang akan disuntik fasilitas, akan didiagnosa mendalamEkspor karet misalnya, selama ini, 30-40 persen banyak digunakan untuk pembuatan ban pesawat terbangKata Edy, sektor itu masih kuat, sehingga meskipun industri otomotif di Amerika Serikat sedang terpukul, industri karet dalam negeri masih cukup prospektif. (sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sales Ritel Tembus Rp 70 T


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler