BACA JUGA: Indosat Tak Perlu Spin Off
Jika dibutuhkan, subsidi untuk industri itu akan ditambah.”Kita akan mencoba mencari kemungkinan untuk melakukan stimulus di atas yang sudah disetujui APBN,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu di Jakarta
Penambahannya akan dihitung dengan menyesuaikan kemampuan pembiayaan defisit pada 2009
BACA JUGA: Bank Aktif Cari Tambahan Modal
”Ini bergantung juga pada financing-nya, pembiayaannya berapa yang bisa kita dapatkan dari sumber-sumber yang kita cariDirjen Pajak Depkeu Darmin Nasution mengatakan insentif pajak akan diarahkan agar industri tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)
BACA JUGA: Omzet Jasa Konstruksi di APBN Tembus Rp 168 T
”Yang sedang kita exercise itu adalah bagaimana membantu dunia usaha supaya tidak buru-buru PHK,” kata DarminMekanisme detail subsidinya baru akan diumumkan tahun depanPemerintah tengah menimbang sepuluh sektor industri yang mendapatkan insentif fiskal tahun depan”Subsidi bea masuk diberikan untuk bahan baku dan dan penolongItu nanti menjadi pajak ditanggung pemerintah," kata Deputi Menko Perekonomian bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawady
Edy menyebutkan sepuluh sektor yang mendapatkan insentif adalah industri makanan dan minuman, elektronika, komponen elektronika, otomotif dan komponennya, dan telematikaKemudian, komponen kapal, kimia, baja, alat berat, dan komponen PLTU (pembangkitan listrik tenaga uap) skala kecilSatu lagi sektor yang diusulkan mendapat insentif adalah industri kosmetika.
Insentif fiskal itu sengaja diberikan untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi globalEdy mengatakan efek putaran kedua atas perlambatan ekonomi dunia akan terasa Maret atau April mendatangPemerintah mulai berjaga-jaga dengan memperkuat basis industri dalam negeri.
Sektor industri yang akan disuntik fasilitas, akan didiagnosa mendalamEkspor karet misalnya, selama ini, 30-40 persen banyak digunakan untuk pembuatan ban pesawat terbangKata Edy, sektor itu masih kuat, sehingga meskipun industri otomotif di Amerika Serikat sedang terpukul, industri karet dalam negeri masih cukup prospektif. (sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sales Ritel Tembus Rp 70 T
Redaktur : Tim Redaksi