Insiden Madiun Bikin Priyo Semakin Melekat Pada Hal Negatif

Selasa, 08 Juli 2014 – 01:33 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Direktur Indonesia Human Right for Social Justice (IHCS), Ridwan Darmawan menilai Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso menjadi contoh buruk pejabat yang tak taat aturan. Tudingan itu disampaikan terkait munculnya Priyo dalam acara sosialisasi Undang-Undang Desa di Madiun, Minggu (6/7).

Dalam acara itu, terjadi insiden kekerasan terhadap anggota Panwaslu Madiun karena menegur acara sosialisasi UU Desa yang diduga ditumpangi kampanye terselubung untuk pasangan Prabowo Subanto-Hatta Rajasa. Maklum, Priyo adalah anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta.

BACA JUGA: Kasus BLBI Jadi PR Yang Harus Dituntaskan Rezim Mendatang

Sementara dugaan kampanye terselubung itu diduga sudah masuk masa tenang. “Sangat disayangkan sebagai pejabat tinggi negara bukannya memberikan contoh yang baik, ini kok malah seperti menantang aturan,” kata Ridwan, Senin (7/7).

Ditegaskannya, sikar Priyo itu semakin melekatkan politisi Partai Golkar itu dengan hal-hal negatif. Sebab, sebelumnya nama Priyo sempat disebut-sebut dalam perkara korupsi proyek pengadaan Alquran di Kementerian Agama. Selain itu Priyo juga gagal kembali melenggang ke DPR RI.

BACA JUGA: Tempat Vital jadi Fokus Pengamanan Polri-TNI

“Gaya politik Priyo akan semakin mengidentikkan dirinya dengan hal negatif," tandas Ridwan. “Kepada para pejabat seperti Priyo dan lainnya, jadilah teladan yang baik bagi rakyat, jangan curi-curi kesempatan dalam kesempitan.”

Ridwan menilai dugaan kampanye terselubung yang dilakukan Priyo itu juga kontras dengan serangan kubu Prabowo-Hatta ke Jokowi yang tengah menjalankan ibadah umroh. “Jokowi umroh di masa tenang sebagai pencitraan dan memanfaatkan masa tenang. Sementara ada yang justru jelas-jelas memakai hari tenang untuk kampanye terselubung," pungkasnya.

BACA JUGA: Presiden Minta Media tidak Aduk-aduk Emosi Masyarakat

Sebelumnya diberitakan di beberapa media bahwa dua petugas Panwaslu Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dianiaya hingga babak belur oleh relawan salah satu pasangan capres dan cawapres. Kejadian itu berlangsung sesaat setelah korban memergoki kampanye terselubung yang dibalut sosialisasi Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014.

Kedua korban masing-masing adalah anggota Panwaslu Kabupaten Madiun, Katimun, dan Ketua Panwascam Jiwan, Tri Lestari. Mereka mendapat perlakuan kasar dalam acara "berbau" kampanye berupa sosialisasi Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 yang dilaksanakan Parade Nusantara di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Minggu (6/7).

Acara yang dimulai pada pukul 16.00, itu dihadiri oleh ribuan kepala desa dan perangkat desa di Kabupaten Madiun. Selain Priyo, ada pula Ketua Umum Parade Nusantara, Sudir Santoso.

Awalnya kegiatan berlangsung baik. Namun, acara mulai memanas setelah sejumlah narasumber yang hadir sering kali menyebut nama calon presiden bernomor urut 1.

Narasumber itu menyebutkan bahwa capres tersebut siap membantu masyarakat desa jika menang dalam pemilu. Melihat adanya arahan atau ajakan memilih ke salah satu pasangan capres-cawapres, pihak Panwascam bermaksud mengingatkan panitia pelaksana. Sebab, kegiatan tersebut terindikasi mengarah kampanye. Padahal, saat ini sudah memasuki masa tenang. Itulah yang berujung pada penganiayaan itu.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 9 Juli Libur, PLN Prediksi Beban Puncak Listrik Turun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler