jpnn.com, BLORA - Kalis Mupriyanto bukan tipe pria yang cepat putus asa. Lihat saja, melayani penumpang dengan satu tangan. Itu pasti butuh kepercayaan diri tingkat tinggi. Belum lagi memberi keyakinan ke pengguna jasanya.
Subekan, Blora
BACA JUGA: Ojek Online di Musim Hujan Deras, Bisa Rp 300 Ribu per Hari
Kalis tak punya satu tangan. Sejak lahir. Berkali-kali melamar pekerjaan. ditolak. Akhirnya menjadi pengemudi Ojek Online (Ojol).
Penghasilannya mampu menghidupi keluarganya. Antara Rp 1,5 hingga Rp 2 juta per bulan. Kalis, 29 tahun, terbiasa mandiri sejak anak-anak. Keuletan dan kerja keras membuatnya tahan banting.
BACA JUGA: Kendaraan Roda Dua Bakal Jadi Transportasi Umum?
Kepada Jawa Pos Radar Kudus, ayah satu anak ini mengaku cacat sejak lahir. Sejak kecil sudah membantu kedua orang tuanya jualan. Yaitu produk pertanian. Aktivitasnya ini dilakoni hingga 2013.
Meski begitu dia tidak mau menggantungkan hidupnya kepada kedua orang tuanya. Sejak lulus SMA pada 2007 dia beberapa kali melamar pekerjaan. Tak ada yang mau menerima. Alasannya cacat fisik.
BACA JUGA: Tukang Ojek Online-pun Berterima Kasih pada Jokowi
Hingga akhirnya pada 2013 dia diterima dan bekerja menjadi sales promosi Kios Delta Tani hingga 2015. Selama dua tahun bekerja dia dipertemukan dengan belahan jiwa (Erma Dewi Jayanti). Menikah pada 2014. Setahun kemudian dia dikarunia anak. Sekarang berusia 4 tahun. Namanya Uwais Asfa Kawiswara.
Semenjak kelahiran anaknya, Kalis memutuskan keluar dari pekerjaan. Kembali membantu orang tua jualan. Dia juga tidak mau berpangku tangan. Sambil melihat dan mencari lowongan pekerjaan yang cocok. Serta bisa menghidupi keluarga.
Doa panjangnya, akhirnya didengar dan dikabulkan Allah SWT. Desember 2017 ia mendapat informasi ada lowongan driver grab. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan. Kalis daftar. Diterima. Hingga sekarang.
“Awalnya minder juga. Tapi lama kelamaan terbiasa. Teman-teman juga baik-baik,” ucap laki-laki yang tinggal di Jalan Gunung Lawu Lorong 01 Nomor 25 Kelurahan Tempelan, Kecamatan Blora Kota.
Dia mengaku, penghasilannya tidak menentu. Terkadang sehari hanya dapat dua penumpang. Saat ramai bisa mencapai 14 orang. Berangkatnya juga tidak pasti. Pulang bisa sampai pukul 12.00. Bahkan pukul 01.00.
“Sebulan ya kira-kira Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Tapi senang dan membantu. Nyaman. Saya lebih menikmati,” jelasnya.
Selain sebagai driver ojek online, di rumah dia juga jualan perfume laundry dan shampo pencuci mobil/motor. Kalis mengaku, ke depan dia mendambakan pekerjaan yang lebih baik. Meski saat ini sudah cukup bahagia dengan pekerjaan dan kehidupannya.
Kalis mengaku, pertama kali naik sepeda motor usai lulus SMA. Karena tidak mempunyai tangan kanan, handle gas motor dipindah kiri. “Sempat was-was. Malu-malu. Mungkin lagi pertama. Dulu langsung mencoba sendiri tidak dibantu pendamping. Pertama kali belum mahir lama kelamaan jadi mahir sendiri. Sampai saat ini,” tegas laki-laki yang suka musik ini.
Kemampuan Kalis dalam mengendarai motor tak diragukan lagi. motor matic miliknya telah dimodifikasi dengan memasang handle gas di sebelah kiri siap mengantar penumpang sampai tujuan. Meski, awalnya sejumlah penumpang juga sempat ragu.
Ia selalu bisa meyakinkan mereka dengan penuh kepercayaan diri. Kerja keras dan keramahan Kalis, adalah yang paling mengesankan menurut kawan-kawan sesama mitra.
Kalis sendiri ingin dirinya bisa menjadi inspirasi bagi siapapun. Agar terus maju dan tidak mudah menyerah oleh keterbatasan.
Kalis juga berpesan kepada teman-temannya agar tidak mudah mengeluhkan dengan hal buruk yang datang dalam hidup. Sebab dia percaya tuhan tak pernah memberikannya. Hanya diri sendiri yang membiarkannya datang.
Selain itu, ia berpesan jangan pernah takut untuk mengambil satu langkah besar bila memang itu diperlukan. Sebab semua orang berhak bahagia. Untuk itu, jangan biarkan kebahagiaamu ditentukan orang lain. “Kita boleh satu dua kali gagal. Tapi tetap ada jalan terang untuk kebahagiaan,” ucapnya kemarin.
Menurutnya, kemampuan tak akan berkembang tanpa berusaha. Jalan tidak akan terbuka tanpa ada keinginan yang keras. Usaha yang nyata. “Belajar dan berusahalah selagi mampu. Jika tidak, penyesalan yang tersisa. Hidup ini penuh warna. Mari kita isi dengan kebahagiaan dan kegembiraan yang orang lain tidak bisa merasakannya,” ucapnya. (ks/zen/top/jpr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agar Semua Senang, Jokowi Janjikan Payung Hukum Ojek Online
Redaktur : Tim Redaksi