jpnn.com, SURABAYA - Mukhammad Handy Dwi Wijaya patut berbangga pada wisuda periode Juni 2021 yang dilaksanakan pada Sabtu (26/6). Dia berhasil lulus sebagai wisudawan terbaik dari S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan predikat cumlaude.
Kisah Handy bisa dibilang cukup inspiratif atau menjadi motivasi, lantaran menyandang gelar wisudawan terbaik dengan membiayai kuliahnya secara mandiri dengan menjadi pengendara ojek online (ojol).
BACA JUGA: Aksi Segel Kantor Grab Surabaya Berakhir, Ini Penyebabnya
Hal tersebut dia lakukan karena tidak ingin membebani orang tuanya untuk menanggung mahalnya pendidikan di jenjang S2.
"Kuliah saya sore hari, pagi hari mulai jam 06:00-15:00 WIB saya gunakan untuk nge-Grab, kadang juga saya lanjut selepas kuliah hingga target perolehan harian saya tercapai,” ungkap dia.
BACA JUGA: Bareskrim Sikat Dua Pegawai Grab Toko, Pelaku Penipuan Senilai Rp 17 Miliar
Mahasiswa kelahiran Mojokerto itu berkeinginan lanjut studi S3 di Universitas Paris.
“Itu cita-cita saya, karena saya sangat mengidolakan Jean Baudrillard melalui teori Hyperreality-nya, semoga saya bisa mendapat beasiswa ke sana,” harap dia.
BACA JUGA: Kemenkes Menggandeng Grab Indonesia Meluncurkan Sentra Vaksinasi untuk Penyandang Disabilitas
Memang tak mudah bagi Handy untuk menempuh pendidikanya, lelah dan rasa malas serta kesulitan membagi waktu antara “narik” dan kuliah adalah problem yang sering dijumpainya semasa kuliah.
Namun, dia tetap bisa maksimalkan perkuliahannya dengan aktif dalam kelas alih-alih menonaktifkan kameranya dengan dalih sinyal.
"Sesibuk dan semalam apa pun, saya tetap mencoba untuk aktif berdiskusi, bertanya, menjawab dalam kelas baik sebelum dan setelah adanya Covid-19 ini, karena dalam diskusi itulah kita bisa mencetak diri kita baik secara intelektual dan emosional,” tutur dia.
Sehari-hari Handy juga aktif mengikuti organisasi baik internal dan eksternal kampus.
Lulusan Terbaik S1 Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengatakan, semasa studi aktif dalam Lembaga Ilmu Sosial Humaniora dan Bisnis UNAIR (LISHB), beberapa penelitian dosen serta menjadi pendamping Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Pada akhir ia berpesan kepada mahasiswa/i yang masih menempuh studi untuk senantiasa bekerja keras, lakukan semua semaksimal dan sebaik mungkin serta selalu berdoa.
“Jangan lupa perbaiki Hablumminallah dan Hablumminannas, karena itu kunci kesuksesan,” pungkas Handy. (mcr12/jpnn)
Redaktur & Reporter : Arry Saputra