jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bidang Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia (HAM), Al Muzammil Yusuf mengatakan tidak akan ada calon tunggal di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Muzammil menegaskan, PKS bersama Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sudah pasti akan berada di poros kedua Pilpres 2019. Dia juga optimistis poros ketiga masih bisa terbentuk oleh partai-partai lain.
BACA JUGA: Cak Imin Menyerap Gagasan Dua Tokoh
"Tapi, memang maksimal di tiga calon itu. Tapi, apakah akan melawan kotak kosong, insyaallah akan ada dua calon. Kedua calon itu (dari) Gerindra dan PKS, insyaallah sudah firmed,” kata Muzammil dalam diskusi Lima Parpol di Luar Pengusung Jokowi Membentuk Dua Poros Baru? di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (22/3).
Dia mengatakan mayoritas kader PKS menginginkan presiden alternatif. Menurut dia, suara itu sudah disampaikan kader, pengurus, simpatisan partainya kepada Majelis Syura PKS.
BACA JUGA: Kiai Sepuh Jakarta-Depok Dukung Cak Imin Capres di 2019
“Kader, pengurus, dan simpatisan PKS menghendaki presiden alternatif, bukan pada petahana,” ungkapnya.
Selanjutnya, atas dasar suara itu Majelis Syura PKS pun memutuskan harus ada pemimpin alternatif. Majelis Syura memutuskan untuk menciptakan calon alternatif harus bekerja sama dengan mitra yang selama ini sejalan yakni Partai Gerindra.
BACA JUGA: Konon Jenderal Gatot Pengin Jadi Capres dari Gerindra
Kedua partai ini sudah bekerja sama dalam berbagai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan beberapa tempat lainnya.
Dia mengatakan dialog antara pimpinan PKS dan Gerindra sampai saat ini berlangsung dengan baik. Muzammil menegaskan, mereka juga tidak menutup peluang siapa pun mitra koalisi lain. “Termasuk dengan PAN (Partai Amanat Nasional) kami cukup dekat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Muzammil menjelaskan, pada waktu pembahasan Undang-Undang Pemilihan Umum (UU Pemilu) beberapa waktu lalu, sudah kelihatan arahnya.
Menurut dia, ketika voting tentang pasal yang mengatur presidential threshold 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional, posisi parlemen sudah terbagi pada enam melawan empat fraksi. Empat fraksi itu adalah PKS, PAN, Gerindra dan Partai Demokrat.
“Jadi, saya kira dari peta itu sudah terlihat posisi kami berbeda dengan pilihan pemerintah. Kalau membaca ke depan apakah capres ke depan ini satu atau dua calon atau lebih, kami mengatakan insyaallah minimal dua calon karena ada PKS dan Gerindra di calon kedua,” paparnya.
Karena itu, Muzammil menegaskan petahana tidak akan melawan kotak kosong. Karena ada PKS dan Gerindra yang siap berkoalisi membangun poros kedua untuk berhadapan dengan petahana.
“Insyaallah Indonesia tidak akan melawan kotak kosong,” tegasnya.
Dia berharap Pilpres ke depan langsung umum bebas rahasia, jujur dan adil, damai dan pilihan tidak keluar dari demokrasi.
“Karena pilihan di luar demokrasi kita belajar dari negara-negara timur tengah,” ujarnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bagaimana Jika Gatot atau Fahri Dampingi Prabowo? Cocok?
Redaktur & Reporter : Boy