jpnn.com, JAKARTA - Intervensi Bank Indonesia dan pemerintah, belum bisa mempertahankan performa rupiah terhadap dolar AS, hari ini Kamis (30/1) sore.
Di mana, rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,17 persen di level Rp 13.657 per dolar AS, berbanding posisi hari sebelumnya Rp 13.634 per dolar AS.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Optimistis Masih Kuat
"Intervensi bersama yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan pemerintah sore ini belum bisa menahan laju penguatan terhadap mata uang garuda. Namun, yang terpenting pemerintah dan Bank Indonesia sudah melakukan antisipasi dan perlu diapresiasi apa yang dilakukannya," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta.
Menurut Ibrahim, dengan kondisi global yang terus tak tentu arah, pemerintah dan Bank Indonesia harus memperkuat stabilitas ekonomi dengan cara melakukan strategi bauran kebijakan baik moneter maupun yang lainnya, sehingga bisa meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian dalam negeri dan arus modal kembali masuk.
BACA JUGA: Siap-Siap, Tarif Tol Dalam Kota Naik per 31 Januari
Ia menilai Bank Indonesia harus kembali menurunkan suku bunga acuan guna menjaga pertumbuhan ekonomi, agar sesuai dengan target yang di inginkan di 5,1-5,2 persen.
"Bank Indonesia hari ini kembali melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan DNDF. Perdagangan tersebut sudah aktif bertransaksi dari pembukaan pagi dan kondisi global ini sudah diantisipasi sebelumnya oleh Bank Indonesia, sehingga dengan sigap dan melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap mata uang garuda," ujarnya.
BACA JUGA: Pergerakan Rupiah Masih Dihantui Wabah Virus Corona
Dari eksternal, rapat komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 1,5-1,75 persen.
Kebijakan moneter tersebut dinilai masih layak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS yang berkelanjutan, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi yang sesuai target di kisaran 2 persen.
Kendati demikian, meski AS-China memang sudah 'rujuk' dengan meneken perjanjian damai dagang fase satu, tetapi kini muncul risiko baru yakni penyebaran Virus Corona.
"Pelaku pasar bahkan memperkirakan stance The Fed tidak akan berubah banyak sepanjang tahun ini. Artinya, bisa saja Federal Funds Rate tidak berubah hingga akhir 2020," kata Ibrahim.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 13.652 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 13.634 per dolar AS. (ant/mg8/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha