jpnn.com, CIANJUR - Polisi memastikan akan mengusut kasus dugaan investasi bodong dengan korban hingga ribuan orang dari empat kabupaten di Jawa Barat.
"Sejak dua hari terakhir, sudah banyak laporan yang masuk ke Mapolres Cianjur dari korban yang berasal dari berbagai kabupaten seperti Bogor, Sukabumi dan Cianjur serta Bandung Barat, diperkirakan jumlahnya lebih dari 1.000 orang," kata Kapolres Cianjur, AKBP Juang Andi Priyanto saat dihubungi di Cianjur, Minggu (2/8).
BACA JUGA: Masyarakat Diminta Mewaspadai Penawaran Investasi Bodong di Masa Pandemi
Juang Andi menjelaskan, terungkapnya kasus tersebut berawal dari nasabah atau investor yang berdatangan ke rumah pengelola investasi HA di Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur.
Mereka menuntut haknya yang dijanjikan akan disalurkan satu pekan menjelang hari raya kurban oleh HA sekaligus pemilik CV Hoji Jaga Abadi.
BACA JUGA: Pengembang Perumahan Syariah Bodong Ini Akhirnya Ditangkap, Lihat Tampangnya
Namun janji HA akan menyerahkan hak nasabah tanggal 31 Juli, tidak kunjung dipenuhi.
Bahkan ketika didatangi ratusan orang ke rumahnya HA tidak berada di rumah. Jumlah nasabah yang datang terus bertambah hingga Minggu pagi, sehingga petugas terpaksa memasang garis polisi di area rumah mewah yang berdiri di atas lahan cukup luas tersebut.
BACA JUGA: Mahfud MD: Dahlan Iskan Sahabat Saya
"Kami sudah membentuk tim khusus untuk menangani kasus tersebut, bahkan tim sudah bergerak untuk mencari keberadaan HA yang mengaku berada di luar kota berdasarkan keterangan sejumlah ketua kelompok yang sudah dimintai kesaksiannya," kata Juang.
Dia memastikan polisi akan mengusut tuntas kasus tersebut karena melibatkan banyak korban yang telah menanam investasi hingga ratusan juta per satu orang dan berasal dari beberapa kabupaten terdekat dengan Cianjur.
Hingga saat ini, ungkap dia, pengelola sekaligus direktur investasi tersebut masih dalam pengejaran petugas.
Ia menambahkan, paket yang ditawarkan HA tidak hanya paket kurban. Namun juga paket lebaran, kendaraan dan barang elektronik dengan uang yang harus disetorkan nasabah jauh dari nilai barang yang akan didapat, sehingga banyak korban yang tertarik untuk menanamkan saham mulai dari satu juta hingga ratusan juta rupiah.
"Tim sudah bergerak dan kami akan tuntaskan kasus ini segera. Untuk saat ini pemilik masih dalam pengejaran petugas dan segera dimintai keterangan," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo