Investor Belum Tertarik Tanam Modal di Bisnis Mal

Jumat, 29 Maret 2019 – 01:52 WIB
Masyarakat berbelanja di mal. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Investor ternyata belum menganggap Kalimantan Selatan sebagai pasar yang seksi untuk bisnis mal.

Hingga kini tenant nasional sulit diajak masuk ke Kaltim. Hal itu tidak lepas dari harga batu bara yang anjlok beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Pacar Hamil, Driver Ojek Online Berbuat Jahat, Sangat Sadis!

“Sulit sekali sekarang mengajak tenant masuk. Alasan mereka masih menunggu. Kalaupun mau, itu harus franchise,” kata Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kaltim Aries Adriyanto, Selasa (26/3).

Dia menambahkan, banyak tenant nasional yang masuk ke Balikpapan merupakan franchise.

BACA JUGA: Industri Minyak Goreng Bisa Jadi Andalan

“Harga untuk satu brand biasanya Rp 12-15 miliar paling murah,” tutur Aries.

Dia menjelaskan, ketika batu bara berjaya, Kaltim sangat menarik di mata investor, khususnya yang bergerak di bidang bisnis mal.

BACA JUGA: Dukun Cabul Tidak Tahan saat Memandikan Remaja, Astagaaa

Tidak heran dulu banyak tenant yang mau masuk. Sekarang justru satu per satu tenant mulai angkat kaki.

Misalnya, Farmers Market yang kinerja penjualannya pada 2012 mampu tumbuh di atas 30 persen.

Ketika anjlok, supermarket tersebut belum mampu menuju kinerja seperti saat era emas batu bara.

“Tumbuh. Namun, hanya bisa mencapai 20 persen,” ujar Aries.

Bahkan, banyak mal yang memilih menerapkan biaya sewa gratis di Kaltim untuk menarik investor.

Namun, strategi tersebut tetap saja masih belum mampu menghasilkan hal positif.

“Dulu orang membelanjakan uang mereka cukup kencang. Sekarang lebih banyak yang menahan, beli seperlunya dulu,” kata Aries. (aji/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Remaja Dibawa Dukun Cabul ke Kamar, Awalnya Biasa, Akhirnya Menjerit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler