Investor Institusional Berperan Penting Mendorong Pertumbuhan Pasar Modal

Rabu, 10 Maret 2021 – 14:35 WIB
Ilustrasi Pasar Modal. Foto: ilustrasi dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Chairman Infobank Institute, Eko B Supriyanto mengatakan risiko yang ada di pasar saat ini karena kondisi market. Saham kadang naik, dan ada kalanya turun.

Seperti BPJS TK misalnya. Ketika BPJS TK ada tuduhan unrealized loss menjadi sebuah kejahatan, dugaan korupsi BPJS TK ikut seret IHSG anjlok 2 persen.

BACA JUGA: LPEI dan BCA Jalin Kerja Sama Perjanjian Penjaminan Pemerintah

Dan ini menjadi peristiwa yang buruk, bukan hanya untuk BPJS TK, tapi juga investor institusional yang lain.

"Namun demikian, saya yakin ketika IHSG jadi 7.000, maka saya yakin di situ ada yang namanya unrealized gain," kata Eko dalam diskusi bertema 'Peran Investor Institusi Lokal Dalam Rangka Pendalaman Finansial Instrumen Saham & Surat Berharga Negara' yang digelar secara virtual, Rabu, (10/3).

BACA JUGA: Gading Marten Pamer Kotak Cincin dan Siap Parkirkan Hati, Anya Geraldine: Prank ya?

Karena itu menurutnya, keberadaan investor lokal khususnya investor institusi dirasakan penting untuk menjaga stabilitas sektor finansial, khususnya pasar modal.

Investor institusi menurutnya juga bisa menggairahkan pasar modal Indonesia. Sebab, tanpa kehadiran investor institusi maka pasar modal indonesia sulit berkembang karena penggerak pasar adalah investor institusi.

BACA JUGA: Gunakan Teknologi eFishery, 2 Wanita ini Sukses Jadi Pengusaha Akuakultur

“Investor institusional punya peran besar dalam menggerakan pasar modal, dan itu penting buat pendalaman sektor finansial,” imbuh Eko.

Begitupun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), peran investor institusi juga sangat besar, khusunya dalam membantu pemerintah untuk menutup defisit APBN.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, posisi kepemilikan SBN Rupiah yang dapat diperdagangkan per 1 Maret 2021 untuk Asuransi dan Dapen di SUN mencapai Rp424,82 triliun dan SBSN mencapai Rp146,56 triliun.

Sementara reksadana di SUN mencapai Rp108,21 triliun dan di SBSN mencapai Rp56,79 triliun.

Direktur Surat Utang Negara, DJPPR, Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, setidaknya ada tiga faktor utama dalam pengembangan pasar yakni demand, supply dan infrastruktur.

Tak hanya itu, koordinasi yang erat harus dijalankan bersama antara Kemenkeu, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

“Pada sisi demand terus meningatkan basis investor, akses dan literasi dan untuk produk pengembangan struktur produk,” kata Deni.

Untuk infrastruktur ke depan juga terus ditingkatkan bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) salah satunya mereview atas peraturan perundang undangan yang berkaitan dengan pengelolaan SBN, di antaranya pengembangan pasar repo, kebijakan perpajakan hingga pengembangan ETP terintegrasi.

“Sudah keluar di perpajakan aturannya dia Pph obligasi itu akan diturunkan dari 20% jadi 10% berlaku Agustus,” tambah Deni.

Terakhir, lanjut dia, adalah supply dengan melakukan diversifikasi instrumen SBN melalui pengembangan skema yang sesuai dengan kebutuhan investor dalam negeri.

Dengan semua skema tersebut diharap semakin menarik investor domestik untuk berinvestasi.

Menurut Profesor Keuangan dan Investasi IPMI International Business School, Roy Sembel, investor institusi bisa berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat, terkait pentingnya investasi jangka panjang.

Dengan orientasi investasi jangka panjang di masyarakat, pasar tidak mudah bergejolak, ketika asing menarik dananya secara besar-besaran.

“Untuk Financial Deepening di Pasar Modal khususnya untuk instrumental saham dan surat berharga negara, dibutuhkan investor yang stabil berinvestasi jangka panjang dan memiliki dana besar serta berperan untuk Market Education. Investor yang cocok dengan ciri itu adalah investor institusi lokal," tutur Roy Sembel.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BCL: Enggak ada Orang Lain yang Bisa Ngertiin Gue Seperti Ashraf, Tiba-tiba Gone


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler