jpnn.com, JAKARTA - Harga Bitcoin (BTC) terpantau turun 2,24 persen ke level USD 62.357 per keping per Senin (29/4).
Analis Kripto Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai pasar kripto saat ini tengah tertekan menghadapi keputusan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserves (The Fed).
BACA JUGA: Permintaan Mata Uang Kripto Diprediksi Meningkat, Ini Analisisnya
“Sepanjang pekan ini pasar kripto dan Bitcoin akan hadapi volatilitas yang signifikan melihat adanya rapat FOMC yang menentukan status suku bunga AS oleh The Fed,” kata Fyqieh dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Menurutnya, secara keseluruhan BTC telah memperpanjang kekalahan beruntunnya sepanjang pekan lalu.
BACA JUGA: CEO INDODAX: Indonesia Berpeluang Besar untuk Mengembangkan Industri Kripto
Lasar ETF BTC-spot mengalami arus keluar bersih selama tiga minggu berturut-turut, meskipun telah terjadi Bitcoin Halving pada 20 April.
Fyqieh menjelaskan pasar ETF BTC melihat total arus keluar bersih sebesar USD 328,0 juta dalam pekan yang berakhir pada 26 April.
Dengan dua hari sesi perdagangan tersisa untuk bulan April, pasar ETF BTC-spot memiliki total arus keluar bersih pada April sebesar USD 130,8 juta memasuki sesi Senin (29/4).
Jika kondisi permintaan gagal membaik, maka pasar ETF BTC spot dapat mengalami arus keluar bersih bulanan untuk pertama kalinya sejak diluncurkan sejak 11 Januari 2024.
“Sensitivitas investor terhadap tren aliran pasar ETF BTC dapat meningkat minggu ini,” jelasnya.
Menurut dia, sepanjang pekan ini pasar kripto dan Bitcoin akan hadapi volatilitas yang signifikan melihat adanya rapat FOMC yang menentukan status suku bunga AS oleh The Fed, data pasar tenaga kerja AS dan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed adalah titik fokusnya yang dijadwalkan pada 1 Mei mendatang.
Konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell akan memungkinkan pasar untuk menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap beberapa penurunan suku bunga Fed pada 2024.
Mengutip CME FedWatchTool, Fyqieh memperkirakan terdapat kemungkinan 97,6 persen bahwa The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga, dan pakar pasar mengantisipasi penundaan penurunan suku bunga lebih lanjut.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul