Permintaan Mata Uang Kripto Diprediksi Meningkat, Ini Analisisnya

Jumat, 26 April 2024 – 21:27 WIB
Permintaan mata uang Kripto diprediksi meningkat. Foto dok. Octa

jpnn.com, JAKARTA - Halving Bitcoin adalah peristiwa penting dalam sejarah mata uang kripto major yang menunjukkan penerbitannya terbatas dan mekanismenya untuk melawan inflasi. Tahun ini kejadian halving keempat terjadi pada 20 April 2024 lalu. 

Banyak yang meyakini bahwa Bitcoin, dengan sifat deflasinya, memiliki posisi bagus untuk menjadi penyimpanan nilai andal dalam perekonomian dunia tidak stabil, layaknya emas tradisional tetapi versi digital.

BACA JUGA: CEO INDODAX: Indonesia Berpeluang Besar untuk Mengembangkan Industri Kripto

"Secara historis, dengan setiap siklus baru yang mengikuti peristiwa halving, harga Bitcoin mencapai puncak baru," kata Kar Yong Ang, analis keuangan Broker Internasional Octa dalam keterangannya, Jumat (26/4). 

Kar Yong Ang mencontohkan di akhir tahun 2013, sekitar satu tahun setelah halving pertama, Bitcoin mencapai harga USD 1.200. Siklus pasar berikutnya memuncak di USD 20K per Bitcoin di akhir tahun 2017, dan naik hingga USD 69K di akhir tahun 2021 sebelum jatuh lagi. 

BACA JUGA: Aset Kripto di LHKPN 2 Pejabat Bidang Keuangan Mencurigakan, KPK Bergerak

Namun, selama enam bulan terakhir ini, nilai BTC telah naik sekitar 140 persen. Sebagai perbandingan, selama periode waktu sama, harga Ethereum, yaitu mata uang kripto terbesar kedua, hanya meningkat sebesar 85 persen.

"Situasi saat ini unik, Bitcoin untuk pertama kalinya, melampaui puncak sebelumnya sebelum halving, mencapai USD 73 ribu di bulan Maret 2024," ujarnya. 

BACA JUGA: Harga Bitcoin Moncer, Upbit Ungkap Strategi Maksimalkan Investasi Kripto

Hadiah per blok telah dikurangi dari 6,25 BTC menjadi 3,215 BTC. Pemotongan berikutnya akan terjadi di tahun 2028, yang akan mengurangi hadiahnya menjadi 1,5625 BTC. 

Halving ke-64 akan terjadi sekitar tahun 2140, yang berarti 21 juta koin telah ditambang, dan penerbitan Bitcoin baru akan dihentikan.

Setelah ini terjadi, para penambang harus menemukan cara lain untuk menghasilkan uang di dunia kripto.

"Banyak analis yang memperkirakan halving akan menyebabkan kenaikan harga BTC lebih lanjut dalam jangka panjang," ucapnya.

Dia menambahkan permintaan dari ETF bitcoin AS yang diluncurkan pada Januari merupakan faktor utama peningkatan harga tersebut. Pada saat yang sama, penghasilan para penambang berkurang tepat setengah. 

Akibatnya, mereka perlu menghabiskan dua kali lipat waktu dan listrik untuk mendapatkan jumlah mata uang kripto yang sama. Karena harga energi tidak murah, para pemain terlemah diperkirakan akan meninggalkan pasar. 

"Dalam kata lain, kami memperkirakan kurangnya pasokan dengan permintaan yang meningkat," tuturnya.(esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler