IOTA Resmi Merilis Smart Contract, Dibidik Lebih Canggih

Selasa, 26 Oktober 2021 – 21:46 WIB
IOTA secara resmi memperbarui kemampuan smart contract versi beta untuk menghindari kekurangan dari platform lain. Foto: Zipmex

jpnn.com, JAKARTA - IOTA secara resmi memperbarui kemampuan smart contract versi beta untuk menghindari kekurangan dari platform lain.

Bahkan, saat ini IOTA memiliki fungsionalitas yang bebas biaya transaksi.

BACA JUGA: 3 Hal yang Harus Dipahami Sebelum Berinvestasi Kripto

Smart contract versi beta itu juga memungkinkan adanya interoperabilitas antara token IOTA dan erc-20. Pasalnya, terdapat Mesin Virtual Ethereum (EVM).

Pembaruan ini akan memberdayakan pengembang untuk mengendalikan biaya pelaksanaan smart contract IOTA mereka sendiri. Selain itu, smart contract IOTA versi beta dapat diuji pada IOTA 2.0 DevNet.

BACA JUGA: Mengenal FSP Academy Pro, Software Autotrading Kripto dengan Kecerdasan Buatan

pendiri sekaligus CEO dari IOTA Foundation, Dominik Schiener menyebut smart contracts versi beta yang ada di jaringan IOTA ini adalah inovasi pertama yang memungkinkan pengguna membuat serta menjalankan smart contracts khusus pada suatu jaringan tanpa biaya.

“Kami percaya bahwa sebagian besar kemitraan kami dengan entitas multinasional, lembaga pemerintah, serta minat yang kami terima dari perusahaan rintisan, UKM, dan operator kripto dApp disebabkan oleh fakta bahwa IOTA tidak memiliki biaya,” Jelas Schiener kepada Coin Rivet.

BACA JUGA: Ekonom Sebut Keuntungan Investasi Kripto Bisa untuk Beli Rumah

Schiener menjelaskan biaya dan volatilitas adalah beban dan penghambat terbesar yang ia temui dalam model bisnis.

Oleh karena itu, inovasi smart contracts dibidik makin populer di dunia bisnis.

Selain itu, smart contracts IOTA dapat ditulis dalam soliditas (bahasa pemrograman Ether) yang berlabuh dalam bahasa pemrograman IOTA.

Sebagian orang mengatakan IOTA cukup terlambat menerapkan smart contracts, jika dibandingkan dengan platform seperti Ethereum.

Menurut dia, organisasi nirlaba telah membangun solusi smart contracts yang mengatasi kelemahan chain kompetitifnya.

"Misalnya, koin ADA yang tampaknya menghadapi throughput smart contracts yang terbatas, tawaran IOTA hampir skalabilitas tanpa batas," katanya.

Schiener menggambarkan, kurangnya biaya platform sebagai keunggulan kompetitif utama. Meskipun sedikit tertinggal, Schiener mengungkapkan akan ada inovasi lain bagi konsumen.

“Meskipun kami baru meluncurkan versi beta hari ini, kami menyadari bahwa sudah ada beberapa proyek komunitas, operator DEX dan DeFi yang mengembangkan solusi di IOTA Smart Contracts. Dengan kompatibilitas EVM penuh, kami dapat mengandalkan alat yang sudah ada sebelumnya dan ekosistem yang luas, sehingga sangat mudah bagi siapa saja untuk menjalankan dApps berbasis ETH yang ada di IOTA,” Jelas sang CEO.

Sebelumnnya pada 2017, IOTA lahir untuk memfasilitasi Internet of Things, yang akan menyematkan objek fisik ke dunia digital dan internet.

Namun, orang-orang dengan cepat kehilangan minat pada token tersebut sepanjang 2018.

Awal tahun ini, Schiener memutuskan untuk menemukan kembali IOTA, sang CEO menolak untuk menyerah pada proyek dengan memperkenalkan inovasi terbesarnya.

Sejauh ini, harga IOTA memang masih jauh sebelum kembali ke kejayaannya. Namun, token tersebut dipilih oleh Komisi Eropa bulan lalu, untuk berpartisipasi dalam proyek infrastruktur blockchain. Hal itu diprediksi bakal berdampak baik untuk IOTA. (jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler