jpnn.com, JAKARTA - Penyanyi Minang, Ipank ternyata pernah hidup susah sebelum terkenal seperti sekarang.
Saking kesulitan ekonomi, dia terpaksa merantau ke Jayapura untuk berdagang mencari uang.
BACA JUGA: Kintani, Ipank, Ratu Sikumbang Tampil di Pestapora 2023, Lagu Minang Berkumandang
"Merantau ke Jayapura tahun 200an, jual barang elektronik, seperti walkman, dan baterai," kata Ipank saat berbincang dengan JPNN.com di belakang panggung Pestapora 2023, kawasan Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, baru-baru ini.
Pria bernama asli Irvan Nurman itu mengatakan bahwa kehidupannya sangat susah pada awal 2000.
BACA JUGA: Kintani Punya Impian Bisa Kolaborasi dengan BCL
Ipank harus mengurungkan niat untuk melanjutkan pendidikan lantaran tidak punya biaya.
"Dahulu ada dua pilihan, pendidikan atau merantau. Apa boleh buat, karena faktor ekonomi akhirnya merantau," jelas penyanyi asal Solok itu.
BACA JUGA: Kintani dan Misi Mulia di Pestapora 2023
Selama merantau di Jayapura, Ipank menjalani keseharian sebagai pedagang, sama seperti perantau Minang pada umumnya.
Namun, dirinya tetap memiliki hasrat untuk berkesenian, seperti bernyanyi. Dia akhirnya mengajak teman-teman di sana untuk membuat sebuah band.
"Mulai main band, khususnya malam minggu, sama kawan-kawan sesama perantau, dari Medan, Manado," bebernya.
Ipank dan kawan-kawan memanfaatkan libur malam minggu untuk bermain band.
Adapun lagu-lagu yang dibawakan saat itu umumnya yakni bernuansa pop Melayu yang mendayu-dayu.
"Soalnya lagi musim Kangen Band," ucapnya.
Selama main band, Ipank mencoba untuk menulis lagu sendiri.
Lagu-lagu tersebut hanya disimpan, belum direkam secara profesional. Beberapa lagu berhasil dibuat dalam jangka waktu 2002 sampai 2004.
"Tetapi belum disodorkan ke produser, bahan sudah ada," kenang Ipank.
Lagu pertama yang dibuat Ipank pada masa itu yakni berjudul Cinto Apo Adonyo. Dia terinspirasi menulis lagu tersebut dari kisah pribadi. Siapa sangka, Cinto Apo Adonyo kini menjadi salah satu lagu Minang paling populer saat ini.
"Cerita dari Ipank dan ternyata banyak yang relate, kukira lagu ternyata kisahku," kelakarnya.
Sejak saat itu, Ipank mulai rutin membuat lagu, baik lagu Minang atau pun tembang berbahasa Indonesia.
Dia menulis lagu dari kisah pribadi, serta beberapa dari pengalaman orang lain.
Setelah merantau di Jayapura, Ipank kemudian pindah ke Palembang, Sumatra Selatan. Di sanalah dirinya akhirnya merekam lagu pertama meski dalam format band.
"Pertama rekaman tahun 2006 di Palembang, bersama band, belum lagu Minang," ucapnya.
Ipank akhirnya memulai karier solo sebagai penyanyi Minang pada 2011 lalu bersambung pada 2014.
Dia merilis album Rantau Den Pajauah yang ternyata meledak di pasaran. Lagu-lagu dalam album banyak disukai pendengar, khususnya hit Rantau Den Pajauah yang dibawakan bersama Rayola.
Tidak hanya di Ranah Minang, album Rantau Den Pajauah juga tersebar hingga berbagai daerah di Indonesia, termasuk Papua. Nama Ipank pun perlahan populer di kancah musik Sumatra Barat.
"Lagu Rantau Den Pajauah sebenarnya dirilis ulang, (awalnya) Ipank buat solo, berhubung ini lagu duet, kebetulan ada Rayola, akhirnya duet. Berkat support dia, kalau tanpa Rayola belum tentu lagu itu sukses," beber Ipank.
Sejauh ini, Ipank telah memiliki 14 album studio sebagai bukti produktivitas di kancah musik Minang dan nasional.
Adapun album Minang karya Ipank kini berjumlah 10, sementara 4 album lainnya bernuansa pop Melayu.
Berkat karya yang telah dirilis, Ipank rutin diundang untuk tampil ke berbagai daerah. Tidak hanya beraksi di Ranah Minang, dia juga sering menjadi bintang tamu di berbagai kota di Indonesia.
Terbaru, Ipank menjadi salah satu penyanyi Minang yang berkesempatan tampil di Pestapora 2023.
Dia bersama Kintani dan Ratu Sikumbang diundang tampil di Pestapora tahun ini untuk memberi sajian musik Sumatra Barat.
Dalam Pestapora 2023, Ipank membawakan lagu Makan Hati, Kandak Rang Tuo, dan Ba Ayah Lai Babako Tido.
Dari awal hingga akhir penampilan, dia memamerkan cengkok yang begitu apik. Suara Ipank seolah menggabungkan cengkok Minang dengan Melayu yang begitu mendayu.
Kekuatan tersebut membuat lagu-lagu yang dibawakannya makin terasa ke hati penonton Pestapora 2023.
Pada ujung penampilan di Pestapora 2023, Kintani, Ipank, Ratu Sikumbang tampil bersama di atas panggung. Lagu yang dibawakan yakni salah satu anthem paling terkenal asal Ranah Minang, Ayam Den Lapeh.
Ketiga penyanyi tersebut saling berbagi suara hingga terdengar begitu harmoni. Kintani, Ipank, Ratu Sikumbang juga ikut bergoyang sepanjang lagu.
Penampilan Kintani, Ipank, Ratu Sikumbang di Pestapora 2023 berakhir dengan manis, meski para penonton masih belum puas.
(ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra