IPB Ciptakan Inovasi untuk Dukung Kementan Wujudkan Kedaulatan Pangan

Senin, 28 Januari 2019 – 11:49 WIB
Petani di sawah. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Institut Pertanian Bogor (IPB) ikut mendukung Kementerian Pertanian melalui berbagai program strategis untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan memberantas mafia.

Menurut Rektor IPB Arif Satria, saat ini diperlukan sinergi untuk mencapai tujuan positif. Misalnya, sinergi antara civitas akademika dan lembaga pemerintah.

BACA JUGA: Kementan Dorong Petani Ikut Asuransi Pertanian

Arif menambahkan, sinergi untuk kebaikan pertanian Indonesia harus harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin pesat saat ini.

Oleh sebab itu, ucap Arif, sektor pertanian nasional yang ingin menuju kedaulatan, kemandirian, dan tanpa mafia perlu memanfaatkan juga sistem Revolusi Industri 4.0.

BACA JUGA: Kementan Terus Berupaya Cetak Sawah Baru di Berbagai Daerah

"Revolusi industri 4.0 mau tidak mau, suka tidak suka, harus dilakukan. Sekarang eranya dari premium ke freemium. Semuanya dengan kemajuan teknologi menjadi cepat dan murah," ujar Arif, Senin (28/1).

Arif mengatakan, pihaknya telah mulai membangun sistem berbasis Revolusi Industri 4.0 demi membantu Kementan.

BACA JUGA: Kementan Terapkan Keterbukaan Informasi via Simanis PSP

Saat ini IPB telah meluncurkan konsep AgroMaritim 4.0 sebagai bagian solusi masalah pertanian nasional dan merealisasikan kedaulatan pangan berbasis teknologi.

"Konkretnya, di hulu mengarah ke precision farming, best management, appropriate fertilizer, bibit unggul dan sampai dengan digital logistic. Jadi, pertanian memanfaatkan revolusi 4.0," ucap Arif.

Sistem teknologi tersebut, sambung Arif, dapat menjadi landasan komitmen untuk mengantarkan pemanfaatan teknologi khususnya di sektor pertanian sesuai zamannya.

"Teknologi blockchain juga sudah mulai digunakan. Dengan teknologi itu, semua bisa saling mengontrol informasi dengan perkembangan teknologi," kata Arif.

Menurut Arif, pemanfaatan Revolusi Industri 4.0 di pertanian harus dilaksanakam serba tepat. Misalnya, pemupukan, penggunaan alat pertanian, penggunaan bibit unggul dan agrologistik.

Dengan demikian, segala proses dari hulu, hilir, produsen, processing, perdagangan, tak lagi tersentralisasi dan mampu memperluas cakupan informasi melalui website untuk melawan mafia pangan.

Arif menuturkan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman diharapkan tidak lagi tunggal melawan mafia pangan. Petani juga dapat ikut mengawasi karena dibantu teknologi.

"Petani bisa mengawasi pertaniannya. Tercipta transparansi. Sistem ini sedang dikembangkan tentang supaya mafia pangan tidak ada lagi," ujar Arif. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkat Bantuan Kementan, Petani Padi Berhasil Kembangkan Beras Organik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler