jpnn.com, JAKARTA - IPB University bersama Universitas Terbuka meluncurkan buku Tata Niaga Pertanian secara virtual. Buku ini diharapkan mampu memberikan panduan dalam memahami tata niaga pertanian di era digital ekonomi yang kompleks.
"Termasuk bagaimana solusi meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemasaran produk pertanian di masa pandemi," kata Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat saat peluncuran buku Tata Niaga Pertanian, Rabu (28/4).
BACA JUGA: Ingin Dunia Pertanian Indonesia Maju? Pemerintah Harus Terus Berinovasi
Menurut Ojat, tata niaga pertanian memang dapat digambarkan dalam skema yang sederhana. Namun kondisi dan permasalahan aktual yang dihadapi sektor pertanian khususnya dan perekonomian pada umumnya, membuat situasi tata niaga di lapangan menjadi sangat kompleks.
Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang mendalam disertai kepiawaian menuangkan pikiran dalam bahasa umum dan sederhana.
BACA JUGA: Munarman Ditangkap, Kapitra Ampera Mengingatkan Masyarakat Jangan Tersesat di Jalan Lurus
"Ini agar para pembaca bisa mengerti apa yang terjadi pada tata niaga pertanian Indonesia," katanya.
Sementara itu, Dr. Ir. Arief Daryanto, Dip. Ec. Ag. M.Ec yang menjadi pemapar buku tersebut sebelumnya telah berkontribusi terhadap pengembangan bahan ajar pada program studi agribisnis UT. Salah satunya pada mata kuliah tata niaga pertanian.
BACA JUGA: Munarman Ditahan, Awiek Sodorkan 4 Catatan
Menurut Arief, buku itu akan membantu para pembelajar atau mahasiswa untuk lebih mendalami dinamika sistem pertanian dan pangan.
"Juga mampu membuat keputusan tata niaga atau pemasaran yang menguntungkan," ujar Dekan Sekolah Vokasi IPB University ini.
Dia menjelaskan tata niaga pertanian dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya sosiologi, peraturan pemerintah dan juga kebijakan. Di sisi lain juga kondisi perdagangan internasional.
"Itu yang kita hadapi. Lalu perkembangan teknologi dan sains, terkait revolusi industri 4.0, juga global climate change. Itu semua mempengaruhi pertanian," kata dia.
Berbagai hal itu membuat teori tata niaga pertanian ke depan terus berevolusi. Siklus ekonomi dunia yang resesi karena pandemi saat ini juga akan mempengaruhi teori tata niaga pertanian ke depan.
"Dibutuhkan peningkatan nilai tambah atau value agar pertanian jadi penunjang pertumbuhan ekonomi," pungkas Arief. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad