IPB Gandeng Universitas British Columbia Kanada Kembangkan Program Kampus Desa

Rabu, 08 Mei 2024 – 21:31 WIB
Guru Besar Universitas British Columbia Profesor Christopher P A Bennet bersama para mahasiswa Universitas IPB (Institut Pertanian Bogor) dalam menjalankan Program Kampus Desa di Bogor, Rabu (8/5). Foto: Humas IPB

jpnn.com, JAKARTA - Universitas IPB (Institut Pertanian Bogor) kembali menggandeng Universitas British Columbia, Kanada dalam menjalankan Program Kampus Desa.

Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat secara swadaya dan sudah berlangsung selama 12 tahun.

BACA JUGA: GudangKripto Hadirkan Program OCOG Untuk Mahasiswa IPB

Saat ini Program Kampus Desa tengah mengembangkan peternakan domba dan pembudidayaan pisang di berbagai desa.

Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) Universitas IPB Amiruddin Saleh menjelaskan Program Kampus Desa mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian, baik dari sektor perkebunan, perternakan, dan sektor lainnya.

BACA JUGA: Mardiono Dianggap Gagal Memimpin, Front Ini Desak Muktamar PPP Segera Digelar

“Sudah terbukti, program ini dapat meningkatkan SDM dan produktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan masyarakat desa secara swadaya,” ujar Amiruddin Saleh, dalam kuliah umum bertema Penguatan Kelompok Binaan Program Kampus Desa di Bogor, Rabu (8/5/2044).

Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Universitas British Columbia Profesor Christopher P A Bennet mengatakan sudah berulang kali melakukan kerja sama dengan IPB khusus bidang ilmu monitoring, termasuk monitoring Program Kampus Desa.

BACA JUGA: Soroti Kemiskinan di Negara Islam, Indonesia Desak OKI Ambil Tindakan

Setiap melakukan kerja sama dengan Universitas IPB Christopher selalu membawa mahasiswa Universitas British Columbia untuk melakukan monitoring Program Kampus Desa.

Christopher menuturkan selama melakukan monitoring, kendala yang sering dialami petani adalah kesulitan pemasaran produk-produk hasil perkebunan dan perternakan. Solusinya, bisa menggunakan media sosial sebagai sarana pemasaran.

“Saya akui program ini sangat efektif, dapat meningkatkan produktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan. Kendalanya, lemah dalam pemasaran. Sosial media bisa digunakan sebagai alat untuk memasarkan produk,” ujar Christopher.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler