IPDN Bantah Urusi Dana Studi Banding Kades

Selasa, 29 November 2011 – 01:11 WIB

JAKARTA -- Pihak Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Bandung, meluruskan sejumlah hal terkait masalah lawatan 247 kepala desa (kades) dan lurah dari Kabupaten Serdang Bedagai (Sergei), Sumut, Oktober 2011 silam, ke kampus calon birokrat itu.

Kabag Humas IPDN Drs Ujud Rusdia, M.Si membenarkan pada kurun Oktober itu ada kunjungan para kades dan lurah dari Sergei ke kampus JatinangorHanya saja, lanjutnya, acaranya bukan pendidikan dan latihan (diklat), melainkan studi banding.

"Kita sebagai tuan rumah menerima tamu yang melakukan studi banding, bukan diklat

BACA JUGA: 5 Daerah Bantu Kaltim Perjuangkan Tambahan DBH Migas

Jadi inisiatif kunjungan dari Pemkab
Kita hanya memfasilitasi," terang Ujud Rusdia saat dihubungi JPNN dari Jakarta melalui ponselnya, kemarin (28/11).

Berkali-kali ditegaskan bahwa acara itu inisiatif Pemkab Sergei, bukan pihak IPDN yang mengundang

BACA JUGA: Tak Dibangun Jembatan Baru, Rakyat Marah

"Siapa pun tamu yang datang, ya kami layani
Mereka melakukan studi banding, ingin mendapatkan semacam pencerahan," terangnya.

Mengenai informasi bahwa anggaran untuk satu peserta mencapai Rp6,5 juta sedang Kaban Badan Pemberdayaan Dan Pemerintah Desa Pemkab Sergei Drs H Ifdal S.Sos M.Ap menyebut angkanya hanya Rp5,5 juta dan disetorkan ke IPDN, Ujud mengaku tidak tahu-menahu berapa uang yang dikeluarkan dari Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2011 itu.

Yang jelas, lanjut Ujud, tak ada dana yang masuk ke IPDN

BACA JUGA: Tanpa Benahi Infrastruktur, MP3IE Hanya Jadi Dokumen

"Sekali lagi, kita hanya fasilitatorTak ada uang yang masuk ke rekening IPDN, karena aturan melarang itu," ujar Ujud.

Terkait keluhan peserta studi banding mengenai penempatan mereka di asrama Praja IPDN yang satu kamar ditempati 20 peserta dan tanpa AC, Ujud menjelaskan, ya memang itu yang dipunyai IPDN"Karena kita hanya punya asramaYa kita melayani tamu semampu kita," kata Ujud.

Terpisah, Anggota Komisi II DPR Arif Wibowo menilai, acara-acara semacam studi banding kades dan lurah dengan ongkos per orang hingga jutaan rupiah itu, lebih berorientasi kepada bisnis"Kegiatan semacam itu tak bermanfaat, patut diduga hanya untuk bisnis saja," ujar politisi dari PDI Perjuangan itu.

Seperti diberitakan, dengan dalih meningkatkan pengetahuan manajemen pemerintahan,  Oktober silam, Pemkb Sergei memberangkatkan 247 kepala desa dan lurah ke kampus IPDNMereka berangkat dalam dua terminPertama tanggal 9 Oktober dan kembali ke Serdang Bedagai tanggal 15 OktoberJumlahnya 130 orangRombongan ini dikomandoi, Wakil Bupati Serdang Bedagai, Sukirman.

Termin kedua giliran 117 orang kepala desa dan lurah yang berangkatMereka bertolak dari Bandara Polonia Medan tanggal 16 Oktober pukul 11.00 WIB menumpang pesawat Lion AirSama dengan peserta termen pertama, hanya lima hari di kampus IPDNTanggal 22 Oktober, mereka pulang ke Sergei.

Untuk membiayai kegiatan ini, BPMPD Pemkab Sergei mengutip Rp6,500.000 per kepala desaJika dikalikan jumlah peserta dengan besaran uang yang dikutip, berarti kegiatan ke IPDN Jati Nangor telah menelan dana Rp1.605.500.000 (satu miliar enam ratus lima juta lima ratus ribu rupiah). 

Tapi versi Drs H Ifdal S.Sos M.Ap, Kaban Badan Pemberdayaan Dan Pemerintah Desa, biayanya hanya Rp 5,5 juta per peserta bukan Rp 6,5 juta“Uang tersebut diserahkan ke pihak IPDN bukan diserahkan ke BPMPD,” katanya(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terseret Korupsi, Walikota Baubau Diperiksa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler