jpnn.com, PANGANDARAN - Lembaga sosial HaloPuan diundang Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IpeKB) Jawa Barat untuk menyosialisasikan manfaat daun kelor dalam melawan stunting.
Sosialisasi itu dilakukan di Kampung KB Desa Cikembulan, Kecamatan Sidamulih, Pangandaran, pada Selasa (28/6).
BACA JUGA: Lawan Stunting, Garut Gunakan Bubuk Daun Kelor HaloPuan
Kegiatan itu merupakan rangkaian rapat kerja daerah IpeKB Jawa Barat bertema “Penyuluh Keluarga Berencana Jabar Siap Cegah Stunting agar Keluarga Bebas Stunting”.
"Gagasan daun kelor dalam melawan stunting membuat masyarakat bisa memanfaatkan kekayaan alam lokal," ujar Nopian Hendriana, Ketua DPD IpeKB Jawa Barat.
BACA JUGA: HaloPuan Ajak Masyarakat Garut Melawan Stunting dengan Cara Ini
IPeKB sendiri merupakan organisasi profesi penyuluh Keluarga Berencana yang terdiri dari penyuluh aparatur sipil negara (ASN) dan non-ASN. Di seluruh wilayah Indonesia, jumlah anggota IPeKB mencapai 3.215 orang.
Menurut sukarelawan HaloPuan, Mochamad Chotim, di beberapa titik lokasi di Jawa Barat, lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani ini sudah bekerja sama dengan penyuluh dari IpeKB.
BACA JUGA: Lawan Stunting, HaloPuan Bertekad Menanam Kelor di Seluruh Desa
Kerja sama itu dilakukan HaloPuan dan IpeKB di Kota Bandung dan Indramayu, dalam gerakan Kaum Ibu Melawan Stunting.
Dia pun berharap HaloPuan bisa bergotong royong lebih erat dengan IPeKB dalam melawan stunting di Jawa Barat.
Chotim mengatakan bahwa sejumlah warga Desa Cikembulan telah memiliki pohon kelor di pekarangan rumah, tetapi belum memanfaatkannya secara maksimal untuk meningkatkan asupan gizi dan nutrisi bagi keluarga.
Chotim menilai daun kelor akan lebih bermanfaat jika diolah menjadi bubuk atau tepung jika dibandingkan dibuat langsung menjadi sayur.
“Dengan diolah menjadi bubuk, nutrisi pada daun kelor lebih terikat dan bubuk juga bisa digunakan untuk waktu lama serta untuk banyak variasi menu makanan,” jelas Chotim.
Dalam kegiatan itu, HaloPuan menyerahkan paket 200 gram bubuk daun kelor kepada sekitar 30 warga desa dan 70 penyuluh IpeKB yang berasal dari 27 kabupaten dan kota se-Jawa Barat. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh