Lawan Stunting, Garut Gunakan Bubuk Daun Kelor HaloPuan

Sabtu, 11 Juni 2022 – 21:15 WIB
Pemkab Garut mencegah stunting dengan bubuk daun kelor yang merupakan gagasan HaloPuan. Foto dokumentasi HaloPuan

jpnn.com, GARUT - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Maskut Farid mengatakan pihaknya akan mencoba mengintervensi kasus stunting dengan bubuk daun kelor.

Ini merupakan gagasan yang disampaikan HaloPuan setelah program Bulan Pencarian Balita Stunting selesai dilaksanakan pada Juni 2022.

BACA JUGA: Lihat! Ratusan Warga Antusias Ikuti Gerakan Melawan Stunting

“Kami akan mengundang HaloPuan untuk bersama melakukan intervensi,” ujar Maskut Farid dalam kegiatan Gerakan Melawan Stunting yang diselenggarakan HaloPuan dan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut di GOR Desa Wanaraja, Kecamatan Wanaraja pada Jumat (10/6).

Dalam kegiatan ini, diundang sekitar 170 warga sasaran, yang terdiri dari ibu menyusui, ibu hamil, balita dengan kondisi stunting, dan kader posyandu dari dua desa, yakni Wanaraja dan Wanajaya.

BACA JUGA: HaloPuan Ajak Masyarakat Garut Melawan Stunting dengan Cara Ini

Selain mendapatkan penyuluhan tentang bahaya stunting dari Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dr. Tri Cahyo Nugroho, peserta juga memperoleh informasi tentang kekayaan nutrisi daun kelor dan cara mengolahnya menjadi bubuk dari HaloPuan.

Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan Garut memiliki angka prevalensi stunting 35,2 persen. Ini angka yang melampaui angka rata-rata stunting dunia (20 persen) dan stunting nasional (30,8 persen).

BACA JUGA: Lawan Stunting, HaloPuan Bertekad Menanam Kelor di Seluruh Desa

Tahun ini, Pemkab Garut berupaya memperbarui data dengan melakukan program Bulan Pencarian Stunting. Pemkab menugaskan puskesmas di seantero Garut dengan kader-kader posyandu sebagai ujung tombak di desa-desa.

Dengan dibekali alat ukur standar WHO, para kader melakukan penimbangan dan pengukuran terhadap sekitar 215 ribu balita di Garut. Hingga 10 Juni 2022, sudah 75.258 balita atau 30 persen yang ditimbang di 442 desa dan 42 kecamatan.

Hasil sementara menunjukkan 12.593 balita mengalami kondisi stunting atau sebanyak 19,3 persen. Di Kecamatan Wanaraja, ada 262 balita stunting dari 907 balita yang telah ditimbang atau 28,9 persen.

“Di Jawa Barat, Garut salah satu yang tertinggi (angka stunting),” kata Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Garut, Rahmat Wibawa yang juga hadir dalam kegiatan Gerakan Melawan Stunting.

Oleh karena itu, Rahmat menyatakan kegiatan yang digagas lembaga Ketua DPR RI Puan Maharani ini sangat penting karena pengentasan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah.

Apresiasi juga disampaikan Camat Wanaraja, Mia Herlina. Apa yang dilakukan HaloPuan ini luar biasa karena telah menjangkau 25 titik di Jawa Barat (lima titik di antaranya di Kabupaten Garut–red).

Koordinator HaloPuan, Poppy Astari menjelaskan Gerakan Melawan Stunting lahir dari kekhawatiran Puan Maharani kepada generasi penerus bangsa.

"Jika tidak segera ditangani, stunting akan mempengaruhi perkembangan kognisi anak-anak kita, padahal merekalah yang akan menjadi sumber daya manusia saat Indonesia memasuki usia emas 100 tahun pada 2045," terang Poppy.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut yang juga anggota DPRD Kabupaten Garut, Yudha Puja Turnawan, menjelaskan sudah lima desa yang disambangi HaloPuan bersama DPC PDI Perjuangan, yakni Sukajaya dan Sanding di Kecamatan Malangbong, Sukamentri di Garut Kota, Sukalarang di Sukawening, dan Wanaraja. 

“Terima kasih, HaloPuan! Jangan kapok!” seloroh Yudha.

Dampak dari Gerakan Melawan Stunting ini sudah dirasakan di sejumlah tempat. Antara lain, menurut Yudha, Pemkab Garut telah menjadikan bubuk daun kelor sebagai salah satu item dalam Paket Makanan Tambahan yang akan diberikan di posyandu.

"Kelor ini sudah diakui sebagai superpangan karena kandungan gizinya sangat tinggi," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler