IPO Langkah Strategis Bagi Pertamina Geothermal Energy

Rabu, 22 Februari 2023 – 18:16 WIB
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Foto dok PGE

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat BUMN Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menilai penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, merupakan langkah strategis bagi perusahaan.

Tak hanya untuk penambahan modal, IPO juga bisa meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih baik lagi.

BACA JUGA: Adian Napitupulu Beberkan 4 Poin Positif IPO Pertamina Geothermal Energy

Pasalnya, sebagai cucu perusahaan Pertamina, PGE merupakan pemain besar pada sektor energi panas bumi.

Dengan begitu, PGE membutuhkan modal usaha atau capital expenditure (capex) cukup besar untuk membangun kekuatan.

BACA JUGA: DPR Tegaskan IPO PGE tak Berganti Kepemilikan

Apalagi, imbuhnya, terdapat rencana penggabungan bisnis BUMN geothermal di mana PGE merupakan kandidat terkuat sebagai holding.

“Makanya, IPO ini penting dan strategis buat PGE,” sebut Toto.

BACA JUGA: Srikandi Ganjar Jabodetabek Gelar Workshop Pembuatan Film

Pendanaan melalui IPO, menurut Toto juga cocok untuk PGE. Sebab, ekuitas melalui IPO bersifat jangka panjang, sesuai dengan karakteristik proyek panas bumi yang juga bersifat jangka panjang.

Dengan karakteristik seperti itulah, IPO dinilai lebih sesuai dibandingkan pendanaan lewat perbankan.

Toto juga meyakini, masuknya PGE ke lantai bursa akan memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan. Sebab, selain pendanaan, perusahaan publik juga dituntut untuk meningkatkan kinerja.

"IPO ini bukan hanya untuk fund raising saja. Tetapi juga dengan status terbuka, diharapkan kinerja perusahaan bisa lebih baik karena tuntutan Good Corporate Governance (GCG) yang lebih besar," tutur Toto.

Sebagai perusahaan publik, PGE bisa menjadi perusahaan yang lebih sehat dan bersih dari praktik-praktik ilegal dan melawan hukum. Mengapa? Karena terdapat pengawasan dari regulator dan investor publik.

Toto juga menegaskan, IPO PGE bukan privatisasi. Sebab, saham yang dilepas ke publik hanya sekitar 25%, sehingga Pertamina masih memegang kendali dalam kebijakan maupun operasional perusahaan.

”IPO PGE merupakan aksi korporasi yang lazim dilakukan oleh perusahaan, baik swasta maupun BUMN,” ungkapnya.

Toto mencontohkan, banyaknya BUMN yang sukses ketika menjadi perusahaan publik.

Misalnya saja, penjualan saham emiten SMGR atau Semen Indonesia yang ternyata berlipat kali dari saat awal IPO.

“Bahkan, beberapa saham BUMN itu sudah menjadi blue chip di bursa efek Indonesia seperti Telkom, Bukit Asam, Aneka Tambang, BRI, dan lainnya,” sebut Toto.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler