IPW: Perwira Polri Wajib Lapor Kekayaan dan Ikut Tax Amnesty

Minggu, 18 September 2016 – 15:49 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Komjen Syafruddin yang menjadi Wakapolri baru pengganti Budi Gunawan di Mabes Polri. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com - JAKARTA -- Indonesia Police Watch berharap duet Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Wakapolri Komjen Syafruddin segera membenahi Polri dan mempercepat revolusi mental di Korps Bhayangkara.

"IPW berharap duet Tito-Syafruddin ini segera menunjukkan gebrakannya untuk membenahi internal Polri dan menunjukkan peningkatan pelayanan kepolisian kepada publik," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Minggu (18/9).

BACA JUGA: Fahri Hamzah Tuding KPK Merusak Irman Gusman

IPW melihat upaya pembenahan sedang dipersiapkan Tito-Syafruddin. Begitu juga mutasi-mutasi untuk posisi strategis sedang dipersiapkan.

 Nah, kata Neta, dalam proses mutasi diharapkan perwira yang memegang posisi strategis wajib mengikuti program tax amnesty.

BACA JUGA: DPD Segera Cari Ketua Baru, Begini Mekanismenya

Sebagai aparatur penegak hukum, para perwira Polri harus memberi contoh kepada publik untuk ikut dalam program tax amnesti yang sedang digalakkan Presiden Joko Widodo.

"Selain itu, para pejabat Polri harus melaporkan kekayaannya," tegasnya.

BACA JUGA: Mendagri Prihatin Dengar Irman Gusman Terlibat Suap Pangan

Bila perlu tim assesment melakukan cek ke Komisi Pemberantasan Korupsi apakah perwira itu pernah masuk radar KPK atau tidak, agar bisa diketahui tingkat ketidakwajaran kekayaannya.

Diharapkan pula, dalam melakukan mutasi Tito-Syafruddin tidak salah menempatkan orang orang pada jabatan strategis.

"Hanya perwira terbaik yang dapat menempati posisi terbaik," ujarnya.

Ia mengingatkan, perwira yang dipilih harus jelas rekam jejaknya, yakni telah melewati jalur kepangkatan, jabatan dan pendidikan yang sesuai, serta tidak memliki kekayaan yang tidak wajar.

 "Untuk itulah para perwira tersebut wajib ikut tax amnesty dan mau melaporkan kekayaannya ke KPK," kata dia.

Duet Tito-Syafruddin harus bisa menolak perwira yang menempati jabatan strategis karena kekuatan lobi, sementara rekam jejaknya secara internal Polri dan di masyarakat tidak begitu bagus.

Integritas para pejabat Polri di era Tito-Syafruddin harus bisa terjaga. Jajaran Polri, tegasnya, jangan membuat kecewa masyarakat.

 "Sebab  masyarakat saat ini menaruh harapan yang sangat besar pada duet Tito-Syafruddin," kata Neta. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Irman Gusman Ditangkap, BW: Nikmat Mana Lagi yang Tidak Didustai?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler