IPW: Tangkap Santoso, "Hadiah" untuk Kapolri Baru

Selasa, 13 Januari 2015 – 09:41 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak jajaran kepolisian harus segera menangkap tokoh terorisme yang paling dicari, Santoso alias Abu Warda alias Pak De. Penangkapan ini penting dilakukan sebagai hadiah untuk Kapolri baru Komjen Budi Gunawan yang akan dilantik pada 23 Januari mendatang.

IPW mengapresiasi operasi penangkapan Polri di basis-basis terorisme di Poso, Sulawesi Tengah seminggu terakhir ini. Senin (12/1), Polri menangkap Imran alias Legenda tokoh jaringan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso. Imran yang ditangkap di rumahnya di Desa Tabalu, Mapane, Poso ini pernah menyembunyikan Santoso.

BACA JUGA: Dua Alasan Dukung Ical Gugat Balik Agung

"Dengan tertangkapnya Imran, Polri harusnya bisa segera menangkap Santoso," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Selasa (13/1).

Selain hadiah bagi Kapolri baru, penangkapan Santoso juga untuk menekan aksi terorisme di Indonesia di sepanjang 2015. Santoso adalah orang yang memimpin penyerbuan dan pembunuhan terhadap tiga polisi di BCA Palu, Sulteng, pada 25 Mei 2011.

BACA JUGA: Ini Detik-detik Menegangkan Jelang Jenazah Gadis Cantik Itu Teridentifikasi

Selain itu, Santoso melakukan delapan kali penyerangan kepada polisi pada 2012 dan menjadi aktor aksi bom bunuh diri di Polres Poso pada 3 Juni 2013. Sejumlah anak buah Santoso sempat menyebar ke Pulau Jawa, khususnya Jakarta.

"Tapi Polri berhasil menekuk aksi teror yang hendak mereka tebar, terutama di Jakarta," ungkapnya.

BACA JUGA: Ratusan WNI Jamaah Umrah Terlantar di Madinah

Pada 2014 Polri cukup berhasil menekan aksi terorisme. Padahal di akhir 2012, Poso dan Solo sempat "bergolak". Kelompok-kelompok radikal melakukan uji nyali menyerang fasilitas Polri, antara lain empat kantor polisi dikirimi bom.

Namun di sepanjang 2014, Indonesia aman dari aksi teror bom. Tentunya hal ini berkat kerja keras Polri dalam melakukan deteksi dini dan antisipasi terhadap kantong-kantong potensi radikalisme dan terorisme di Indonesia. Setidaknya hal ini terlihat dari berbagai aksi penangkapan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap orang-orang yang disebut sebagai teroris. Melihat apa yang dilakukan Polri sepanjang 2013 dan 2014, bisa dikatakan kantong-kantong terorisme di Indonesia saat ini sudah acak-acakan dan berantakan.

"Sehingga untuk melakukan aksi teror para teroris perlu konsolidasi dan itu tidak mudah," ujarnya.

Namun, ia menambahkan, dengan adanya manuver dan banyaknya warga Indonesia bergabung dengan ISIS di Timur Tengah, hal ini patut diwaspadai. Sebab bukan mustahil sikap ektrem dan radikal ISIS mereka bawa masuk ke Indonesia dan kemudian menjadi teror bagi masyarakat.

"Aparat keamanan sendiri sudah beberapa kali melakukan penangkapan terhadap pengikut ISIS yang hendak menjadikan Jatim sebagai basisnya," jelasnya.

IPW berharap dengan tertangkapnya Santoso, mata rantai radikalisme dan terorisme lokal dengan ISIS bisa diputus  sehingga di 2015 Indonesia aman dari aksi teroris seperti di 2014.

"Penangkapan terhadap Santoso bisa menjadi hadiah bagi Kapolri baru Komjen Budi Gunawan," pungkas Neta.(boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Jenazah Korban di Bodi Pesawat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler