jpnn.com - PANGLIMA TNI Jenderal Moeldoko menyatakan telah memerintah prajurit agar terus mencari CVR (cockpit voice recorder) dan bagian tubuh pesawat AirAsia QZ8501 yang di dalamnya diduga masih ada banyak jenazah korban.
Saat ini perangkat yang menyimpan data suara percakapan pilot dan kopilot itu diperkirakan hanya berada di jarak sekitar 20 meter dari tempat penemuan FDR (flight data recorder).
BACA JUGA: Ini Tahapan Buka FDR Black Box Hingga Sajikan Percakapan
”Saya katakan kepada mereka bahwa pencarian belum usai, karena masih ada CVR dan bodi yang kemungkinan tertinggal banyak korban,” ujarnya kemarin.
Untuk mendukung upaya tersebut, Moeldoko mengerahkan 81 penyelam yang siap di sejumlah kapal. ”CVR itu kan mampu mengantarkan sinyal hingga 30 hari. Jadi, kita punya waktu tinggal 15 hari lagi,” ujar Moeldoko.
BACA JUGA: Sukhoi Gunung Salak Tujuh Bulan, AirAsia Berapa Lama?
Dia yakin, sebelum batas waktu tersebut habis, tim penyelam gabungan TNI-AL sudah berhasil mengevakuasi CVR ke daratan.
Evakuasi CVR mulai dilakukan pagi ini. Direktur Operasional Basarnas Marsma S.B. Supriyadi di Pangkalan Bun menjelaskan, pengangkatan sayap pesawat menggunakan floating bag berkekuatan besar. ”Pasalnya, posisi CVR itu tertindih bagian pesawat yang sangat berat,” ungkapnya.
BACA JUGA: Budi Calon Kapolri, Ini Sikap Para Pentolan Komisi III DPR
Kepala Badan SAR Nasional F.H. Bambang Soelistyo menambahkan, kuat dugaan perekam pembicaraan di kokpit (CVR) berada tak jauh dari serpihan ekor pesawat AirAsia QZ8501.
Sebab, CVR dan perekam data penerbangan (FDR) tersimpan berdampingan di bagian belakang pesawat. Terbukti, FDR yang sudah ditemukan berada di lokasi tak jauh dari ditemukannya ekor pesawat.
”Dua barang ini (CVR dan FDR) biasanya tersimpan berdampingan,” kata Soelistyo di kantor pusat Basarnas, Jakarta, kemarin. (gun/sep/riq/aph/bil/c10/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat Hantam Air Lantas Meledak
Redaktur : Tim Redaksi