IPW Tuding Polda Tutupi Kematian Tersangka Sodomi JIS

Minggu, 27 April 2014 – 10:13 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan pola penanganan dan pemeriksaan kasus sodomi di Jakarta International School (JIS) yang dilakukan Polda Metro Jaya terkesan tidak adil dan sangat berpihak pada orang asing.

"Bahkan Polda Metro berusaha menutup-nutupi kematian Azwar, satu dari enam tersangka kasus pelecehan seksual terhadap siswa TK JIS," kata Neta, Minggu (27/4).

BACA JUGA: Jemput Ayah, Ditembak Perampok

IPW menilai sikap Polda Metro yang berusaha menutup-nutupi kematian Azwar sangat disayangkan dan menunjukkan bahwa polisi tidak profesional serta berusaha melokalisir tersangka hanya sebatas pribumi, yakni petugas kebersihan.

"Padahal, pengakuan salah satu korban sempat menyebutkan pelakunya berambut pirang. Tapi, kenapa Polda Metro belum menyentuh kepada pengakuan korban," ujar Neta.

BACA JUGA: Ajak Istri Mencuri untuk Modal Judi

Selain itu, lanjut dia, pihak JIS sudah jelas-jelas melanggar pasal 71 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.

"Lalu kenapa Kepala Sekolah JIS tidak ditangkap dan ditahan? Kenapa para pengurus dan guru-guru di JIS tidak diperiksa? Apakah Polda Metro takut kepada bule (orang asing) dan sangat berani dengan orang-orang pribumi?" ungkap Neta.

BACA JUGA: Pelajar Bunuh Pacar, Mayat Ditemukan tak Berkepala

Menurutnya, pola penanganan kasus JIS yang sangat diskriminiatif yang dilakukan Polda Metro bisa jadi membuat banyak pihak frustrasi. "Termasuk orang-orang disebut sebagai tersangka, salah satunya Azwar yang kemudian bunuh diri," kata dia.

Neta menjelaskan Azawar sempat membuat pengakuan kepada pengacaranya bahwa dirinya tidak terlibat dan tidak bersalah.

"Dengan adanya kasus bunuh diri Azwar dan Polda Metro berusaha menutup-nutupinya," tegasnya.

Lebih jauh IPW berharap penanganan kasus JIS perlu diawasi secara ketat. Publik tidak bisa lagi menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini
pada Polda Metro. "Pihak-pihak independen perlu ikut mengawasinya secara ketat," jelasnya.

Jika tidak, ia menambahkan, dikhawatirkan ada rekayasa kasus dalam hal ini. Sehingga yang dikorbankan Polda Metro hanya orang-orang kecil yang belum tentu bersalah. Sementara pihak-pihak yang sesungguhnya bertanggungjawab tidak diproses. Seperti para pengajar yang harusnya ikut bertanggung jawab menjaga keamanan siswa di lingkungan sekolah yang hingga kini belum diperiksa.

"Padahal, seorang pengajar di JIS sempat terindikasi sebagai buronan FIB dalam kasus pedofilia. Jika cara kerja Polda Metro masih seperti ini, jangan harap kasus JIS akan tuntas dan pelaku pedofilia sesungguhnya akan tertangkap," pungkasnya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mei, Seluruh PSK Dolly-Jarak Sudah Terdata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler