jpnn.com - JAKARTA - Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane khawatir upaya pemberantasan korupsi di Indonesia makin tak terarah.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) misalnya, menurut Neta masih bersikap tebang pilih. Sementara Polri yang mulai agresif memberantas korupsi, malah Kabareskrimnya Komjen Budi Waseso "dihabisi" dan dicopot dari jabatannya. Situasi ini seakan membuat koruptor kelompok tertentu merasa kuat dan tidak tersentuh.
BACA JUGA: FAKTA: La Ode Sebut Presiden Jokowi Sering Melanggar UU
"Sikap tebang pilih KPK itu terlihat dari kasus Patrice Rio Capella dan kasus Choel Mallaranggeng. Keduanya sama-sama menerima aliran dana suap dan sama-sama mengembalikannya. Tapi kenapa KPK begitu cepat menjadikan Rio Capella sebagai tersangka dan menahannya, sementara Choel Mallaranggeng hingga kini tidak tersentuh," kata Neta, di Jakarta, Selasa (27/10).
Dia menilai, KPK punya misi lain. "Apakah karena Rio sebagai Sekjen Nasdem dan anggota DPR, sehingga KPK begitu dendam menghabisinya, mengingat kalangan DPR sempat secara agresif hendak mengubah UU KPK?" sindir Neta.
BACA JUGA: Cuma Cara Ini Yang Bisa Bikin Jera Pencuri Ikan
Untuk menghindari tudingan negatif bahwa KPK tebang pilih, Neta menyarankan lembaga anti rasuah ini segera melanjutkan kasus Choel Mallarangeng.
"Sebab seseorang yang melakukan tindak pidana suap kemudian mengembalikan uang suapnya, bukan berati kasus pidananya jadi hilang. Rio Capella adalah contohnya. Publik menunggu KPK segera bertindak terhadap Choel tanpa tebang pilih," ujarnya. (fas/jpnn)
BACA JUGA: HUMANIKA: Pemerintah Amburadul Menangani Kebakaan Hutan dan Lahan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejagung Tahan Dua Pejabat BUMD
Redaktur : Tim Redaksi