Iran dan Oman Tertarik Bangun Kilang Minyak di Bontang

Sabtu, 13 Agustus 2016 – 11:14 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - JAKARTA – Investor asing tertarik menanamkan modal setelah pemerintah Indonesia berencana membangun kilang minyak di berbagai wilayah. Setelah Iran yang menyatakan minat di Bontang, Kalimantan Timur, giliran Oman mengaku tertarik berinvestasi.

Jumat (12/8) kemarin, perwakilan Oman menemui Menteri BUMN Rini Soemarno di gedung Kementerian BUMN. Tertariknya negara di pesisir tenggara Jazirah Arab itu tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi pemerintah.

BACA JUGA: Harga Terjangkau, Sigra dan Calya Diklaim tak Murahan

Selain Bontang, direncanakan ada pembangunan kilang di kawasan Sumatera Utara. ’’Mereka juga tertarik bareng Pak Dwi (Dirut Pertamina Dwi Soetjipto, Red). Tapi, masih kami lihat lagi detailnya,’’ ujar Rini.

Ketertarikan bersama Pertamina itu dilakukan untuk menggarap kilang Bontang. Seperti diketahui, pemerintah berencana memberikan penugasan khusus untuk merealisasikan kilang di Kalimantan Timur.

BACA JUGA: Semester Pertama, Penjualan Suzuki Naik 16 Persen

Untuk rencana kilang di Sumatera Utara, sampai sekarang lokasi pastinya belum diketahui. Namun, Rini menyebut akan melihat mana yang lebih cepat direalisasikan antara Bontang dan Sumatera Utara.

Jadi, belum diputuskan Oman akan menjadi mitra di kilang yang mana. Kini pemerintah memiliki banyak opsi untuk mencari investor pembangunan kilang. Untuk Bontang, yang sudah terang menyatakan minat adalah Iran dan Oman.

BACA JUGA: Investor Domestik Profit Taking, IHSG Berakhir di Zona Merah

Namun, pemerintah harus mengubah skema pembangunan kilang Bontang yang terlanjur dengan cara kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Sebab, Pertamina tidak diperbolehkan menunjuk langsung mitra kerjanya. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menyatakan, opsi bermitra dengan national oil company (NOC) Timur Tengah bakal terbuka lebar.

Sebab, pemerintah berencana mengubah skema pembangunan dengan penunjukan langsung ke Pertamina. ’’Ada lokasi lain yang bisa menjadi pilihan. Di Arun, Aceh, yang lahannya siap atau Kuala Tanjung, Sumatra Utara,’’ jelasnya.

Dia juga menyebutkan, ketertarikan Iran tidak membuatnya menjadi prioritas. Kerja sama yang telah terjalin seperti masuknya Pertamina ke bisnis hulu Iran tidak memberi jaminan apapun.

Dia mengaku sudah berkomunikasi langsung dengan National Iran Oil Company (NIOC) soal keseriusan berinvestasi kilang di Indonesia. Belum ada penjelasan resmi. Dwi menduga, sampai sekarang mereka masih melakukan kajian.

’’Saat di Tuban (pembangunan kilang Tuban, Red), saya juga kirimkan udangan. Namun, mereka tidak merespons,’’ tuturnya. Seperti diketahui, Pertamina lantas bekerja sama dengan Rosneft dari Rusia. (dim/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Buka Tender 4 Proyek Program 35 Ribu Mw


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler