Terakhir, Montazeri juga bersuara keras terhadap kisruh Pemilihan Presiden Iran yang digelar Juni lalu
BACA JUGA: Bomber Lockerbie Simpan Uang di Swiss
Seperti diberitakan Associated Press, sikap Montazeri itu telah menempatkannya sebagai pahlawan bagi pihak oposisiPosisinya sebagai pemimpin spiritual juga membuat kritikannya lebih menyengat
BACA JUGA: Wartawan Ikut Marah
Montazeri pernah sekali ditunjuk menggantikan Ayatollah Ruhullah Khomeini, pada masa-masa akhir hayat tokoh sentral Revolusi Islam Iran ituCucu Montazeri, Nasser Montazeri, mengatakan bahwa kakeknya meninggal saat tidur malam
BACA JUGA: Kesepakatan Alot, Obama Frustrasi
Laman televisi pemerintah Iran, Gooya, menyebutkan bahwa Montazeri menderita asma dan from asthma arteriosclerosis.Montazeri adalah salah satu pemilik gelar ayatollah, pemimpin agama paling senior bagi Muslim bermazhab SyiahBanyak tokoh pro-oposisi yang sepihak dengan Montazeri, yang berkumpul di rumah sang Ayatollah sesaat setelah kematiannya
Namun kantor berita Iran, IRNA, hanya melaporkan kematian Montazeri dalam laporan singkat tanpa embel-embel gelar sebagai salah satu tokoh spiritual berpengaruh. Laporan IRNA itu menunjukkan adanya ketegangan serius pemerintah dan oposisiPadahal, kematian terakhir salah satu figur penting di Iran dibarengi dengan liputan luas media pemerintah disertai ucapan belasungkawa dari para pemimpin Iran, keluarga, ataupun para pengikut
Setelah kekisruhan paska pemilihan presiden Juni lalu yang kembali menempatkan Mahmoud Ahmadinejad sebagai Presiden Iran, pihak pro-pemerintah mencoba mereduksi pengaruh Montazeri dengan menyebarluaskan kabar bahwa sang Ayatollah telah berubah pikun dan para pendukungnya mengeluarkan opini dengan mengatasnamakan Montazeri.
Dua dekade silam, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menggantikan Ayatollah KhomeiniNamun putra tokoh sentral Revolusi Islam Iran itu terus-menerus menjadi sasaran kritik gerakan oposisi Iran, dan semakin memuncak sejak kisruh pilpres Juni lalu.
Di tahun 1997, Montazeri pernah menjadi tahanan rumah di Kota Qom, 130 kilometers sebelah selatan Teheran karena menyebut Ali Khameini tidak punya kualifikasi untuk memerintahHukuman itu dicabut pada 2003, namun Montazeri tetap menjadi pembangkang dan menegaskan bahwa kebebasan yang seharusnya terjadi paska Revolusi 1979 tak pernah terwujud
Setelah menjadi tahanan rumah, media pemerintah menghentikan penyebutan gelar relijius bagi Montazeri, dan menggambarkan sang ayatollah itu tak lagi sebagai sosok yang 'zuhud' (berpikiran sederhana)Bahkan berbagai hal menyangkut Montazeri diberangus, termasuk buku di sekolah yang menempatkan Montazeri sebagai referensiTak hanya itu, nama-nama jalan yang menggunakan nama Montazeri juga diganti.
Meski demikian Montazeri tetap dihormati oleh banyak warga Iran, terutama yang mengamati pendapatnya tentang aturan-aturan keagamaan ataupun yang mendukung ajakannya untuk membentuk pemerintahan yang demokratis(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibalut Perban, Berlusconi Tinggalkan Rumah Sakit
Redaktur : Antoni