Iran Ditinggal Ayatollah Anti Pemerintah

Minggu, 20 Desember 2009 – 21:45 WIB
Foto : AP
TEHERAN - Tokoh spiritual Iran yang bersebrangan dengan pemerintah, Ayatollah Hossein Ali Montazeri, meninggal dunia di usia 87, Minggu (20/10) kemarinSelama beberapa tahun ini, Montazeri dikenal sebagai tokoh ulama berpengaruh yang lantang menuding pihak-pihak yang berkuasa di Iran mengatasnamakan Islam untuk membentuk pemerintahan diktator.

Terakhir, Montazeri juga bersuara keras terhadap kisruh Pemilihan Presiden Iran yang digelar Juni lalu

BACA JUGA: Bomber Lockerbie Simpan Uang di Swiss

Seperti diberitakan Associated Press, sikap Montazeri itu telah menempatkannya sebagai pahlawan bagi pihak oposisi


Posisinya sebagai pemimpin spiritual juga membuat kritikannya lebih menyengat

BACA JUGA: Wartawan Ikut Marah

Montazeri pernah sekali ditunjuk menggantikan Ayatollah Ruhullah Khomeini, pada masa-masa akhir hayat tokoh sentral Revolusi Islam Iran itu
Namun keduanya berseberangan beberapa bulan sebelum Khomeini meninggal akibat kanker pada 1989.

Cucu Montazeri, Nasser Montazeri, mengatakan bahwa kakeknya meninggal saat tidur malam

BACA JUGA: Kesepakatan Alot, Obama Frustrasi

Laman televisi pemerintah Iran, Gooya, menyebutkan bahwa Montazeri menderita asma dan from asthma arteriosclerosis.

Montazeri adalah salah satu pemilik gelar ayatollah, pemimpin agama paling senior bagi Muslim bermazhab SyiahBanyak tokoh pro-oposisi yang sepihak dengan Montazeri, yang berkumpul di rumah sang Ayatollah sesaat setelah kematiannya

Namun kantor berita Iran, IRNA, hanya melaporkan kematian Montazeri dalam laporan singkat tanpa embel-embel gelar sebagai salah satu tokoh spiritual berpengaruh.  Laporan IRNA itu menunjukkan adanya ketegangan serius pemerintah dan oposisiPadahal, kematian terakhir salah satu figur penting di Iran dibarengi dengan liputan luas media pemerintah disertai ucapan belasungkawa dari para pemimpin Iran, keluarga, ataupun para pengikut

Setelah kekisruhan paska pemilihan presiden Juni lalu yang kembali menempatkan Mahmoud Ahmadinejad sebagai Presiden Iran, pihak pro-pemerintah mencoba mereduksi pengaruh Montazeri dengan menyebarluaskan kabar bahwa sang Ayatollah telah berubah pikun dan para pendukungnya mengeluarkan opini dengan mengatasnamakan Montazeri.

Dua dekade silam, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menggantikan Ayatollah KhomeiniNamun putra tokoh sentral Revolusi Islam Iran itu terus-menerus menjadi sasaran kritik gerakan oposisi Iran, dan semakin memuncak sejak kisruh pilpres Juni lalu.

Di tahun 1997, Montazeri pernah menjadi tahanan rumah di Kota Qom, 130 kilometers sebelah selatan Teheran karena menyebut Ali Khameini tidak punya kualifikasi untuk memerintahHukuman itu dicabut pada 2003, namun Montazeri tetap menjadi pembangkang dan menegaskan bahwa kebebasan yang seharusnya terjadi paska Revolusi 1979 tak pernah terwujud

Setelah menjadi tahanan rumah, media pemerintah menghentikan penyebutan gelar relijius bagi Montazeri, dan menggambarkan sang ayatollah itu tak lagi sebagai sosok yang 'zuhud' (berpikiran sederhana)Bahkan berbagai hal menyangkut Montazeri diberangus, termasuk buku di sekolah yang menempatkan Montazeri sebagai referensiTak hanya itu, nama-nama jalan yang menggunakan nama Montazeri juga diganti.

Meski demikian Montazeri tetap dihormati oleh banyak warga Iran, terutama yang mengamati pendapatnya tentang aturan-aturan keagamaan ataupun yang mendukung ajakannya untuk membentuk pemerintahan yang demokratis(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibalut Perban, Berlusconi Tinggalkan Rumah Sakit


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler