Kesepakatan Alot, Obama Frustrasi

Sabtu, 19 Desember 2009 – 00:19 WIB
Foto : REUTERS
KOPENHAGEN - Mimik frustrasi tergambar jelas di wajah Presiden AS Barack Hussein Obama saat berpidato dalam KTT Perubahan Iklim (COP 15) di Kopenhagen, Denmark, tadi malamMaklum, pertemuan puncak para pemimpin dan wakil dari 193 negara itu dipastikan tak menghasilkan kesepakatan baru yang signifikan.
 
Meski begitu, Obama menilai, apa pun yang disepakati peserta, itu jauh lebih baik ketimbang tak ada sama sekali

BACA JUGA: Dibalut Perban, Berlusconi Tinggalkan Rumah Sakit

"Tak ada negara yang bisa mendapatkan semua yang diinginkan," ujar Obama seperti dikutip AP.
 
Dalam pidatonya, Obama mengatakan bahwa banyak negara menilai AS kurang serius mengurangi dampak emisi karbon dioksida yang diduga sebagai penyebab pemanasan global
Tapi, tanpa spesifik menyebut Tiongkok, dia menyindir negeri itu juga terlihat enggan melakukan hal serupa.
 
"Saya tidak tahu bagaimana akan mencapai kesepakatan internasional tanpa ada sharing informasi dan memastikan bahwa kita mempunyai komitmen yang sama

BACA JUGA: Singapura Batasi Judi Warganya

Ini tidak masuk akal," seru Obama emosional
Ya, salah satu perdebatan paling alot dalam KTT Perubahan Iklim adalah terkait dua negara yang dinilai paling banyak menyebarkan emisi karbon, yaitu Tiongkok dan AS.
 
Selain itu, mereka berhadapan dengan negara-negara berkembang yang rentan kena dampak perubahan iklim

BACA JUGA: Skandal Seks Goyang Paraguay

"Waktunya semakin sempit untuk mencapai kesepakatanKami siap mencapai kesepakatan, tapi harus ada komitmen dari semua pihak," tandasnya.
 
Sebelumnya, Obama bertemu empat mata dengan PM Tiongkok Wen Jiabao hampir satu jamMereka membicarakan target pengurangan emisi karbon dioksida, masalah pendanaan, dan transparansiSeorang sumber di Gedung Putih mengungkapkan, keduanya telah merumuskan langkah maju yang akan memberikan kontribusi langsung terhadap kesepakatan baru.
 
Namun, Obama datang ke Kopenhagen yang kini diselimuti salju tanpa proposal baruPadahal, banyak negara berharap agar AS menyampaikan usul baru soal target pengurangan emisi gas karbon dioksida serta jumlah bantuan terhadap negara-negara berkembang yang terkena imbas langsung pemanasan globalDiharapkan, kesepakatan di Kopenhagen bisa menggantikan Protokol Kyoto yang bakal berakhir pada 2012.
 
Salah satu isi Protokol Kyoto ialah mengharuskan negara kaya memotong emisi karbon dioksidaAS, salah satu negara industri, menolak mengambil bagian dalam Protokol KyotoNegeri Abang Sam itu beralasan bahwa tidak adil untuk tak menuntut apa pun dari negara-negara berkembang yang buangan karbonnya juga meningkat cepat(AP/AFP/cak/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Putra Marcos Incar Kursi Presiden


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler