Iran pun Bisa Bocor

Oposisi Kritik Rezim Teheran

Senin, 13 Desember 2010 – 10:38 WIB
TEHERAN - Dokumen rahasia yang bocor melalui situs WikiLeaks juga dimanfaatkan oposisi Iran untuk menyerang rezim TeheranPemimpin oposisi Mir Hossein Mousavi menyatakan, dokumen milik situs yang didirikan Julian Assange tersebut menunjukkan posisi Iran yang lemah karena sama sekali tak memiliki sekutu di wilayah Teluk.

Kabel diplomatik yang dirilis WikiLeaks itu mengungkap adanya desakan dari sejumlah pemimpin negara Arab di kawasan Teluk yang meminta penghancuran program nuklir Iran

BACA JUGA: Bom Lagi di Irak, 17 Orang Tewas

Mereka juga menunjukkan kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya konflik regional.

"Dokumen-dokumen tersebut jelas menunjukkan posisi kita (Iran) yang rawan di tingkat regional
Sebuah situasi yang dibuat sendiri orang-orang dengan hanya bermodal keberanian," tulis Mousavi dalam sebuah komentar yang dirilis dalam laman situs oposisi Qalamsabz.

Mousavi menuduh Presiden Mahmoud Ahmadinejad menciptakan ketakutan, mempraktikkan diplomasi yang lemah, dan terlalu banyak memamerkan kekuatan militer

BACA JUGA: Setelah Bhumibol Berulang Tahun

"Pemerintah tidak memedulikan hubungan konstruktif dengan negara-negara di tingkat regional
Dengan kebijakan seperti itu, kita tidak memiliki sekutu, bahkan dari negara-negara tetangga," kritik Mousavi.

Ahmadinejad menertawakan dokumen WikiLeaks tersebut dan menyebutnya sebagai sampah

BACA JUGA: Presiden Venezuela Memerintah dari Tenda

Dia juga menegaskan bahwa hubungan diplomatik Teheran dengan negara tetangga tidak terganggu.

Menurut dokumen memo yang dibocorkan WikiLeaks, sejumlah pemimpin Arab di kawasan Teluk telah menekan Amerika Serikat menghentikan program nuklir IranDalam dokumen tersebut, terungkap Raja Abdullah meminta militer AS melakukan penyerangan dan "memotong kepala ular".

Mousavi, yang juga perdana menteri Iran pada periode 1980?1988, saat masih berperang dengan Iraq, maju lagi sebagai kandidat presiden melawan Ahmadinejad pada Juni 2009Mousavi kalah dalam pemilu dan menuduh Teheran melakukan kecurangan untuk mempertahankan kekuasaan.

Dari Washington dilaporkan, Presiden AS Barack Hussein Obama terus mendekati sejumlah pemimpin negara untuk tetap menjaga hubungan baik pasca terbongkarnya ribuan kawat diplomatik oleh situs WikiLeaks.

Pada Sabtu (11/12) Obama menelepon Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Meksiko Felipe Calderon untuk membahas pembocoran dokumen rahasia oleh WikiLeaksSuami Michelle Obama itu juga mengatakan, penyiaran kabel-kabel diplomatik tersebut hendaknya tidak mengganggu hubungan bilateral.

"Presiden menyampaikan penyesalannya atas tindakan tercela oleh WikiLeaks dan dua pemimpin negara sepakat bahwa hal itu tidak akan memengaruhi atau merusak kerja sama antara AS dan Turki," kata Gedung Putih, merujuk pada telepon Obama kepada PM Turki Recep Tayyip Erdogan.

Obama juga menelepon Felipe CalderonMereka pun setuju bahwa tindakan WikiLeaks yang tak bertanggung jawab itu tidak akan mengalihkan dua negara dari kerja bilateral.

Sementara dari Madrid dilaporkan, ratusan orang berdemonstrasi di depan Kantor Kedutaan Inggris untuk menuntut pembebasan Julian AssangePara demonstran yakin dokumen rahasia yang dibocorkan WikiLeaks tidak akan menjadi ancaman keamanan(cak/c7/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Julian Assange, Peka dan Solider sejak Kanak-kanak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler