TEHERAN - Larangan pemerintah Iran untuk menggelar aksi demo solidaritas bagi rakyat Mesir dan Tunisia tak diindahkan oleh kelompok oposisiSitus kelompok reformis menyerukan digelarnya aksi pada hari ini, Senin (14/2).
Kemarin (13/2), kaleme.com melansir pernyataan resmi dari dewan pimpinan sejumlah organ oposisi yang mengundang siapa pun untuk menghadiri aksi damai sebagai bentuk solidaritas kepada rakyat Tunisia dan Mesir.
Dalam pernyataan tersebut, kelompok oposisi juga menuduh pemerintah Iran memberlakukan standar ganda
BACA JUGA: Malaysia Waspadai Hari Valentine
Yakni mendukung demonstran di Tunisia dan Mesir, namun melarang aksi damai oleh aktivis politik di negaranya sendiri.Pekan lalu, otoritas Teheran menolak permohonan oposisi untuk menghelat aksi damai pada 14 Februari
BACA JUGA: Dekat Perempuan, Dibenci Perempuan
"Rakyat sepenuhnya menyadari bahwa pemerintah harus menolak permintaan mereka (oposisi) untuk melakukan keributan," kata Mehdi Alikhani-Sadr, wakil direktur biro politik Kementerian Dalam Negeri, sebagaimana dikutip oleh kantor berita Fars.Pemerintah Iran menyatakan, kondisi negerinya berbeda dengan Mesir
BACA JUGA: Bunga-Bunga Berlusconi
Sementara menurut mereka, Mesir adalah bagian dari sekutu baratTeheran telah mengatakan bahwa revolusi Mesir, sebagai kebangkitan Islam, sama dengan Revolusi Iran 1979Ribuan orang, Jumat (11/2), menandai ulang tahun ke-32 revolusi Iran dalam unjuk rasa di Teheran yang diadakan oleh majelis ulama Iran sebagai bentuk solidaritas pada demonstran Islam di Kairo.
Sementara itu, oposisi Iran tak pernah menghelat demonstrasi lebih dari setahun terakhirAksi besar-besaran terjadi menolak hasil pemilu presiden 2009Aksi tersebut dihadapi dengan represi polisi dan militer.
Sementara itu, dari Bahrain dilaporkan, otoritas setempat berjanji akan memperluas kebebasan pers di kerajaan kecil di wilayah Teluk tersebutLangkah tersebut diambil untuk meredam seruan untuk menggelar demo terinspirasi revolusi Mesir.
Janji bahwa pemerintah akan melonggarkan kontrol terhadap media diungkapkan setelah raja Bahrain mengumumkan kebijakan memberikan bantuan sekitar USD 2700 (Rp 24 juta) kepada masing-masing keluargaKebijakan populis tersebut sebagai upaya meredam gejolak politik yang melanda sejumlah negara di dunia Arab dan Afrika Utara.
Bahrain adalah salah satu sekutu utama barat dan menjadi pangkalan militer Armada Kelima (Fifth Fleet) angkatan laut Amerika SerikatArmada Kelima adalah kekuatan marinir AS yang mengontrol kawasan Teluk Persia, Laut Merah, lautan Arabia, dan perairan Afrika Timur hingga Kenya
Kelompok oposisi telah menyerukan dilakukannya aksi anti pemerintah pada hari ini, Senin (14/2)Aksi tersebut menuntut dibukanya akses kontrol media terhadap urusan kenegaraanJika benar dihelat pada hari ini, demonstrasi tersebut akan menjadi yang pertama sejak pecahnya revolusi Mesir dan Tunisia
Mayoritas penduduk Bahrain adalah penganut SyiahMereka sudah sejak lama mengeluhkan perlakuan diskriminasi dari para penguasa yang mayoritas beraliran SuniKerusuhan pecah tahun lalu, setelah otoritas setempat menangkap sejumlah aktivis Syiah(cak/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cekal Pejabat Mubarak ke Luar Negeri
Redaktur : Tim Redaksi