Iran Ujicoba Misil Jarak Pendek

Senin, 28 September 2009 – 09:06 WIB
TEHRAN- Iran semakin berani menunjukkan eksistensinya dalam pengembangan nuklirStasiun televisi lokal Press TV dan Al-Alam berhasil menangkap momen peluncuran dua misil jarak pendek Tondar-69 dan Fateh-110

BACA JUGA: Berkumpulnya Ribuan Jamaah di Capitol Hill

Bahkan hari ini Iran juga berencana meluncurkan misil jarak jauhnya yang diperkirakan mampu mencapai 1.300-2.000 km
Dengan jarak tersebut misil Iran itu dapat mencapai AS, Israel, sebagian besar negara-negara Arab dan sebagian Eropa termasuk sebagian besar wilayah Turki.
     
"Besok (hari ini) kami akan mengadakan uji coba misil jarak panjang Shahab-3," ujar Jendral Hossein Salami, komando pasukan udara pasukan elit penjaga revolusioner kepada Press TV seperti dikutip AFP, Minggu  (27/9).
     
AFP melaporkan, Salami mengaku bahwa uji coba penembakan misil jarak pendek kali ini menggunakan peluncuran misil multiple untuk kali pertama bagi mereka

BACA JUGA: Obama Anggap KTT G-20 Sukses

Mulai dari jarak pendek , menengah hingga jauh
Kantor berita Iran, Fars memaparkan bahwa peluncur multiple bisa digunakan untuk menembakkan dua misil dengan target terpisah secara bersamaan

BACA JUGA: Ilmuwan Temukan Vaksin AIDS dari Produk Gagal


     
"Iran (telah) mengujicoba dua misil jarak pendek yang mereka sebut sebagai Fateh (kemenangan) dan Tondar (guntur)," lapor Press TV  seperti dilansir Reuters
     
Dua misil jarak pendek yang telah diluncurkan  Minggu (27/9) di antaranya terdiri dari Tondar-69 yang mampu menempuh 150km dan Fateh-110 (193 km)Serta sisanya adalah misil tipe ZelzalSedangkan untuk jarak menegah telah dipersiapkan misil Shahab-1 dan Shahab-2Terakhir adalah misil jarak jauh Shahab-3. 
     
Sebelumnya misil Shahab-3 (Meteor-3) telah mengalami uji coba beberapa kaliKali pertama Shahab-3 telah diluncurkan pada Juli 2008Pihak penjaga revolusioner Iran pun mengatakan bahwa Shahab-3 sudah mengalami berbagai modifikasi hingga bisa mencapai jarak tempuh 2.500 km. 
     
Pengamat pertahanan negara-negara Barat menuduh pengembangan misil Shahab tersebut ditujukan agar nantinya mampu membawa hulu ledak nuklir dan mengancam keamanan kedaulatan AS dan sekutunyaJuga dipandang sebagai penegasan sikap pemerintahan Iran yang tidak senang akan tuduhan yang dilayangkan oleh Presiden Barack Obama pada sidang PBB Jumat (25/9) lalu.
     
"Latihan ini memiliki pesan bersahabat untuk negara yang bersahabatSedangkan untuk negara yang mengintimidasi kami berarti menghancurkan permusuhan," tandas Hossein Salami sebagaimana dilansir AFP.
     
"Latihan (uji coba) ini (juga) bertujuan untuk memelihara dan mendorong kemampuan pasukan keamanan (Iran)," tegas penjaga Garda revolusioner kepada Press TV seperti dikutip Reuters
     
Penjaga revolusioner turut menegaskan bahwa Iran tidak akan meluncurkan tipe misil baru apapun selama berlangsungnya masa pelatihan yang diperkirakan hingga beberapa hariDan kalaupun Iran dapat menambah sejumlah senjata misil tentu saja hal ini bisa memicu konflik misil jangka panjangSebab Iran juga mengatakan dengan tegas pemerintahannya akan merespon serangan apapun yang dikirim AS dan Israel.
     
Informasi peluncuran misil Iran ini muncul dua hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengumumkan temuan intelijen tentang pusat pengayaan uranium rahasia milik Iran di Qom pada jumpa pers di sela pertemuan G-20 di Pittsburgh, AS, Sabtu (26/9) laluIran pun mengakui keberadaan reaktor di kota yang terletak sekitar 160 kilometer barat daya Teheran
     
Pengakuan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad tersebut menjadi modal bagi dunia internasional untuk menekan Irankhususunya bagi AS saat berdialog dengan wakil Iran di Jenewa, Swiss, pada 1 Oktober mendatangAS akan didampingi Rusia, Tiongkok, serta para sekutunya, yakni Inggris, Prancis, dan JermanItulah pertemuan yang akan menentukan nasib Iran: apakah dianggap mengembangkan senjata nuklir atau tidak(war)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenderal di Usia 39 Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler