jpnn.com, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran membandingkan respons masyarakat terhadap kasus perampokan disertai pembunuhan dengan kasus kerumunan massa di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Irjen Fadil Imran, respons masyarakat akan sangat marah terhadap peristiwa pembunuhan tetapi biasa saja dengan kematian akibat Covid-19.
"Respons sosial anda terhadap kasus ini pasti luar biasa, kasihan melihat berdarah-darah. Sadis, pasti pemberitaannya berseri-seri itu di media, Anda tega?," ungkap Fadil di Polda Metro Jaya, Jumat (11/12).
Padahal, kata dia, kasus pembunuhan dan penyebaran Covid-19 sama-sama berdampak pada kematian.
Bahkan hingga saat ini, dari awal pandemi Covid-19 sudah ada sekitar 580 ribu nyawa melayang dan di DKI Jakarta sendiri jumlah yang meninggal di angka 1,3 persen. Namun respons terhadap kasus ini biasa-biasa saja.
"Mortality rate-nya sekitar 1,3 persen. Setiap hari yang meninggal di Jakarta (karena Covid-19) tiga sampai empat orang, bahkan lebih. Apa yang terjadi? Perasaan kita (seluruh masyarakat, red) merasa biasa-biasa saja, padahal ini mati ini," tegas Fadil.
Oleh karena itu, Fadil Imran menegaskan, proses hukum kasus kerumunan di masa pandemi Covid-19 harus dilakukan.
Kemudian jika dibiarkan terus terjadi kerumunan, Fadil mengutip pernyataan Mendagri, sama dengan membiarkan saling membunuh.
BACA JUGA: Kapolda Metro Irjen Fadil Kembali Keluarkan Pernyataan Tegas, Ada Kalimat Selesaikan
Maka pelaku pelanggaran terhadap undang-undang yang menyangkut protokol kesehatan harus ditindak tegas.
"Karena risikonya, bahayanya, begitu besar, mata rantai penularan Covid-19 masih terjadi. Positivity rate Jakarta hari ini masih di angka 9,5 persen," pungkasnya. (mcr3/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA JUGA: Aziz Minta Surat Panggilan Habib Rizieq Tersangka, Respons Kombes Yusri Mengejutkan
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama