jpnn.com - KUPANG - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur terus mengusut kasus dugaan korupsi pembangunan Rumah Sakit Pratama (RSP) Boking di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor.
Polda NTT bahkan telah menetapkan lima orang sebagai tersangka kasus korupsi pembangunan RSP Boking di Kabupaten Timor Tengah Selatan, itu.
BACA JUGA: KPK Bergerak ke Batam, Barbuk Hasil Korupsi Ditemukan
"Ada lima orang yang kami tetapkan sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi pembangunan Rumah Sakit Pratama Boking baik dari kalangan pemerintah maupun swasta," kata Kapolda NTT Irjen Johanis Asadoma dalam konferensi pers di Kupang, Kamis (13/7).
Kapolda menyampaikan hal itu berkaitan dengan perkembangan penanganan kasus tindak pidana korupsi pembangunan RSP Boking di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
BACA JUGA: PT PP Raih Proyek Pembangunan Rumah Sakit dan Universitas
Jenderal bintang dua ini menyebut tersangka itu masing-masing BY selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), GA sebagai konsultan perencana pembangunan, MX selaku Direktur PT TBJA, AFL selaku peminjam bendera PT TBJA, dan HD sebagai konsultan pengawas pembangunan.
"Sampai sekarang belum ditahan karena baru ditetapkan tersangka. Secepatnya kami akan lakukan tindakan penahanan," kata Asadoma.
BACA JUGA: Irjen Johni Asadoma Keluarkan Perintah Tegas untuk Para Kapolres di NTT
Dia menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap para saksi, dokumen/surat keterangan ahli, dan laporan hasil audit kerugian keuangan negara, ditemukan adanya kerugian penyimpangan yang menimbulkan kerugian keuangan negara Rp 16,5 miliar.
Pembangunan RSP Boking merupakan proyek tahun anggaran 2017 pada Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan nilai proyek dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 17,8 miliar. "Di situ (penggunaan dana) memang ada kesalahan prosedural," katanya.
Asadoma menambahkan pihaknya masih terus mengembangkan kasus tersebut sehingga tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lainnya. "Sekarang ada lima orang tersangka tetapi tidak menutup kemungkinan akan ada lagi tersangka lain," pungkas Asadoma. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi