jpnn.com - Sebanyak 13 personel Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) terpilih menjadi pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Para personel itu akan ikut melaksanakan tugas misi PBB di wilayah konflik di Afrika Tengah.
BACA JUGA: Peringatan Keras Irjen Setyo Kepada Nelayan yang Masih Memakai Bom Ikan
Kapolda NTT Irjen Setyo Budiyanto mengaku bangga dengan terpilihnya belasan personel Polda NTT sebagai pasukan perdamaian PBB tersebut.
“Tentunya bangga dan bersyukur karena ada personel dari Polda NTT yang terpilih dan ikut dalam misi perdamaian PBB," kata Irjen Setyo kepada ANTARA di Kupang, Senin (29/8).
BACA JUGA: Ada Tes Urine Mendadak di Polda NTT, Kombes Dominicus Ungkap Hasilnya
Jenderal bintang dua itu mengatakan bahwa belasan personel Polda NTT bergabung dengan 154 anggota Polri pilihan lainnya.
Dia mengingatkan sejumlah personel Polda NTT yang terpilih saat bertugas di daerah misi nanti selalu rutin menjalin komunikasi dengan keluarga yang ditinggalkan, karena itu hal utama. "Jauh di mata dekat di hati," kata orang nomor satu di Polda NTT itu.
BACA JUGA: Ikut Arahan Presiden Jokowi, Pemprov NTT Menunda Pemberlakuan Tarif Baru Masuk Pulau Komodo
Selain itu, para personel Polda NTT yang bertugas juga diharapkan tetap waspada selama bertugas di negara lain.
Dia mengimbau personel Polda NTT yang terpilih harus selalu menghormati dan menghargai adat istiadat daerah setempat.
"Jaga kekompakan dengan tim dan jaga selalu muruah Polda NTT," ungkap Irjen Setyo Budiyanto.
Untuk diketahui, sebanyak 154 personel Satgas Garuda Bhayangkara (Garbha) FPU 4 MINUSCA yang terdiri dari 25 polisi wanita (polwan) dan 115 polisi laki-laki (polki) yang telah mengikuti latihan pra penugasan untuk berangkat ke Afrika pada 17-19 September 2022.
Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Johni Asadoma mengatakan bahwa sejumlah tes dilakukan untuk memastikan bahwa personel tersebut sehat.
Mulai dari kesehatan, psikologi dan kemampuan bahasa, baik itu bahasa Inggris serta bahasa Prancis, karena daerah tersebut adalah misi francophone, dan juga masalah teknik taktik lapangan agar mereka siap untuk ditempat di misi perdamaian PBB. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi